Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Kekerasan kepada Napi di Lapas Narkotika Yogya, 2 Tim Investigasi Dibentuk

Kompas.com - 02/11/2021, 13:40 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dugaan penyiksaan yang dialami oleh mantan narapidana Lapas Narkotika II A Yogyakarta membuat Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Lapas Narkotika IIA Yogyakarta membuat dua tim investigasi.

Sebelumnya para mantan narapidana itu mengadukan kasus dugaan kekerasan kepada Ombudsman Republik Indonesia (ORI).

Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) DIY Gusti Ayu Putu Suwardani menjelaskan, setelah mencuatnya kabar dugaan kekerasan yang dialami oleh mantan narapidana pihaknya lalu membuat tim investigasi.

"Kami sedang investigasi, saya langsung tindak lanjuti kirim tim ke lapas narkotika hari ini saya tambah tim investigasi untuk menyebar mencari informasi," ujar Gusti saat ditemui awak media di Lapas Narkotika IIA Yogyakarta, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (2/11/2021).

Baca juga: Tanpa Ada Kesalahan Dipukuli Pakai Selang, Diinjak-injak Pakai Kabel

Gusti menyampaikan, selain membentuk tim investigasi pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Ombudsman serta mitra lainnya untuk mengkolaborasi informasi terkait dugaan kekerasan yang dilakukan oleh petugas lapas kepada para pantan narapidana.

"Kami Kanwil Kemenkumham terus menginvestigasi kejadian atau laporan dari mantan narapidana tersebut. Kita koordinasi dengan Ombudsman dan mitra-mitra lainnya untuk kolaborasikan agar makin lengkap informasi. Kami ada di dalam semua untuk investigasi mencari kedalaman informasi tersebut," kata dia.

Ia menyampaikan, tim investigasi sudah turun mencari kebenaran soal kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan petugas kepada para mantan narapidana.

Sementara ini, Kemenkumham DIY belum mendapatkan informasi yang disampaikan para mantan narapidana tersebut.

Tim investigasi telah turun ke blok yang pernah digunakan mantan napi bernama Vincent untuk menjalani masa hukumannya. Dalam investigasi awal ini tim investigasi belum menemukan informasi terkait kekerasan di Lapas.

"Kami memeriksa semuanya, kami coba gali beberapa informasi sekalian kita sudah bisa memastikan walaupun belum mendalam. Karena memang belum semua belum kita tanya. Termasuk petugasnya belum semua kita tanya," kata dia.

"Kami melihat fakta tidak ada seperti itu mereka memgakui tidak ada dan badan bersih semua," imbuh dia.

Baca juga: Disiksa Petugas Lapas Narkotika Yogyakarta, Mantan Napi Melapor ke Ombudsman

Sementara itu Kepala Lapas Narkotika IIA Yogyakarta Cahyo Dewanto menambahkan,  pihaknya juga turut membuat tim investigasi untuk mengetahui duduk perkara kasus dugaan kekerasan kepada para narapidana.

"Kita juga bentuk tim investigasi apakah laporan yang diberikan bersangkutan kebenaran adanya atau tidak, tetap kita dalami," kata dia.

Dengan adanya kasus ini, ia mengaku terpukul, lantaran selama ini Lapas Narkotika IIA Yogyakarta ini dipilih mejadi proyek rehab seluruh Indonesia.

"Kita seolah-olah abai, padahal kita oleh pimpinan ditunjuk untuk proyek rehab se-Indonesia. Pola kehidupan kita sudah ditiru oleh satker lain," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Bupati Dadang Supriatna Apresiasi Peran FKDT dan Fokus Sejahterakan Guru Mengaji

Regional
Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Gibran Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo

Regional
Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Mengenal Kain Tenun Motif Renda yang Dibeli Sandiaga Uno di Bima

Regional
Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Asyik Judi Online, Oknum PNS di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Maksimalkan Potensi Blora, Bupati Arief Minta Masukkan dari Kemenko Perekonomian dan Guru Besar Unnes

Regional
5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

5 Tradisi Pacuan Tradisional di Indonesia, Tidak Hanya Karapan Sapi

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto yang Tewas Ditembak Baru Bekerja Seminggu

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Gempa M 5,2 Guncang Maluku, BPBD: Tak Ada Kerusakan

Regional
Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Bandara Supadio Hanya Layani Penerbangan Domestik, Warga Pontianak Merasa Dirugikan

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Tanimbar Maluku, Tak Berpotensi Tsunami

Regional
Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Deputi 1 KSP Febry Calvin Tetelepta Daftar Jadi Cagub Maluku dari PDI-P

Regional
Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Speedboat Terbakar di Perairan Gili Trawangan, Kapten Alami Luka Bakar

Regional
Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com