Produk turunan itu seperti cangkang kapsul, pelapis sosis, dan sejumlah produk olahan makanan dari gelatin yang masih diteliti Politeknik ATK.
“Belum kita publish, masih mengajukan ke jurnal. Kalau akademisi harus di-publish di jurnal dulu,” imbuh Indri.
Penelitian harus bisa diterapkan masyarakat
Politeknik ATK Yogyakarta telah beberapa kali melakukan pelatihan kepada sejumlah perajin kulit di Magetan terkait pengembangan kulit kelinci.
Kulit kelinci yang memiliki bulu halus dan berbagai corak bisa dijadikan produk kerajinan kulit unggulan di Magetan.
Baca juga: Capaian Vaksin Lansia Kurang 1,5 Persen, Pemkab Magetan Kebut Vaksinasi Door to Door
Selama ini Kabupaten Magetan terkenal dengan penyamakan kulit sapi.
Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik ATK Yogyakarta Entin Dharmawati mengatakan, kulit kelinci yang dulunya limbah bisa memiliki nilai ekonomi setelah diolah menjadi kerajinan.
Terkait penelitian gelatin, Entin memastikan harus bisa diterapkan oleh masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan.
“Nanti kalau jurnalnya keluar baru direvisi nanti kita lakukan sosialisasi di UKM. Penelitian harus bisa diterapkan, kalau penelitian hanya dimasukkan perpustakaan saya tidak mau,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.