Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Limbah Tulang Kelinci di Magetan Jadi Gelatin di Tangan Dosen Politeknik ATK Yogyakarta

Kompas.com - 02/11/2021, 11:37 WIB
Sukoco,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com –  Politeknik ATK Yogyakarta meneliti potensi pengembangan gelatin dari tulang kelinci di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik ATK Yogyakarta Entin Dharmawati  mengatakan, penelitian yang dilakukan sejak tiga tahun lalu itu berawal dari keluhan salah satu peternak di Kabupaten Magetan, Soeryo.

Soeryo kebingungan dengan menumpuknya kulit dan tulang kelinci di tangan peternak.

“Pak Soeryo ini bingung bagaimana memanfaatkan kulit dan tulang kelinci,” kata Entin ditemui usai memberikan pelatihan kepada puluhan perajin kulit di Magetan, Minggu (31/10/2021).

Setelah menerima aduan itu, Politeknik ATK Yogyakarta menyusun dua program. Pertama, penelitian terkait gelatin dari tulang kelinci.

Lalu, program pengabdian yang memberikan pelatihan cara penyamakan kulit kelinci yang memiliki bulu halus. Politeknik ATK Yogyakarta juga memberikan pelatihan membuat pkerajinan tangan dari kulit kelinci.

Baca juga: Kasus Covid-19 Magetan Turun, Satgas Fokus ke Vaksinasi Lansia

“Penelitian kita coba membuat gelatin dari tulang kelinci karena di Magetan tulang kelinci melimpah,” imbuhnya.

Gelatin tulang kelinci Magetan memiliki kualitas baik

Sementara itu, Dosen Biopolimer dan Polimer ATK Yogyakarta Indri Herniati mengatakan, kandungan gelatin dari tulang kelinci tersebut memiliki kualitas bagus.

“Kita sudah buat gelatin, sudah kita uji di UGF dan standarnya sudah gelatin yang baik,” katanya.

Selain meneliti kandungan gelatin dari tulang kelinci di Magetan, Politeknik ATK sedang meneliti lebih lanjut produk turunan dari gelatin itu.

 

Produk turunan itu seperti cangkang kapsul, pelapis sosis, dan sejumlah produk olahan makanan dari gelatin yang masih diteliti Politeknik ATK.

“Belum kita publish, masih mengajukan ke jurnal. Kalau akademisi harus di-publish di jurnal dulu,” imbuh Indri.

Penelitian harus bisa diterapkan masyarakat

Politeknik ATK Yogyakarta telah beberapa kali melakukan pelatihan kepada sejumlah perajin kulit di Magetan terkait pengembangan kulit kelinci.

Kulit kelinci yang memiliki bulu halus dan berbagai corak bisa dijadikan produk kerajinan kulit unggulan di Magetan.

Baca juga: Capaian Vaksin Lansia Kurang 1,5 Persen, Pemkab Magetan Kebut Vaksinasi Door to Door

Selama ini Kabupaten Magetan terkenal dengan penyamakan kulit sapi.

Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Politeknik ATK Yogyakarta Entin Dharmawati mengatakan, kulit kelinci yang dulunya limbah bisa memiliki nilai ekonomi setelah diolah menjadi kerajinan.

Terkait penelitian gelatin, Entin memastikan harus bisa diterapkan oleh masyarakat sehingga bisa dimanfaatkan.

“Nanti kalau jurnalnya keluar baru direvisi nanti kita lakukan sosialisasi di UKM. Penelitian harus bisa diterapkan, kalau penelitian hanya dimasukkan perpustakaan saya tidak mau,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Perkembangan Situasi di Intan Jaya, TNI-Polri Berhasil Evakuasi Jenazah Warga yang Ditembak KKB

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Antisipasi Meroketnya Harga Pangan, Alokasi Pupuk Ditambah 9,55 Juta Ton

Regional
KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

KPU Sikka Tetapkan 35 Caleg Terpilih Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

Regional
Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Perempuan di Bawah Umur Diperkosa 7 Pria di Pantai, Sempat Dicekoki Miras

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 4 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com