UNGARAN, KOMPAS.com - Sedikitnya ada 33 rumah warga rusak akibat gempa di wilayah Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/10/2021).
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, hingga saat ini belum menerima laporan adanya tempat ibadah mengalami kerusakan.
"Tapi itu kerusakan ringan, retak rambut karena memang sangat kecil. Kalau konstruksi rumah kuat, maka aman karena gempa ini karakternya magnitudo rendah dan dangkal," ujar Heru kepada wartawan, Senin (25/10/2021).
Baca juga: Rumah Retak karena Gempa Swarm, Warga Ambarawa Pilih Tidur di Tenda
Heru menambahkan, pemerintah kabupaten Semarang mulai membangun tiga tenda darurat sebagai hunian sementara untuk warga.
"Satu di kantor BPBD sebagai posko induk, posko pendukung di halaman RSUD dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa, dan posko di Rowobajul Pojoksari," jelasnya.
Sementara itu, Kapolda Jawa Tengah Irjen. Pol. Ahmad Luthfi mengatakan warga yang berada di tenda tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) Covid-19.
"Saya minta tetap disiplin protokol kesehatan, meski warga sudah vaksin juga dua kali. Kabid Dokkes Polri akan selalu koordinasi dengan Dinkes dan TNI untuk menjamin kesehatan warga. Dapur umum juga kita siapkan," ucapnya.
Baca juga: Gempa Susulan di Salatiga dan Sekitarnya Terus Terjadi, Warga Dirikan Tenda dan Aktifkan Ronda
Luthfi menambahkan, warga yang berada di tenda bukan karena rumahnya rusak. Tapi karena mereka takut akan adanya gempa susulan.
"Jadi mereka memilih di tenda. Untuk yang di tenda kita beri pendampingan trauma healing, baik untuk ibu-ibu juga anak-anak," ungkapnya. Ditambahkan, warga yang berada di tenda ada sekitar 200 orang dewasa dan 80 anak-anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.