Sedangkan untuk kapasitas siswa di setiap kelas, Feny mengatakan, maksimal hanya 25 persen siswa pada setiap sesi.
Aturan itu diterapkan selama PPKM Level 3 di Kota Surabaya.
Harapannya, pelajar maupun tenaga pendidik bisa menekan penularan Covid-19 di lingkungan sekolah dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
"Baik siswa maupun tenaga pendidik harus terus menerapkan prokes. Mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan. Kemudian meja dan kursi antar siswa harus diperhatikan jaraknya," kata dia.
Baca juga: Usai Bunuh Istri Siri di Surabaya, Pria Ini Kabur Naik Bus lalu Menyerahkan Diri di Nganjuk
Di samping itu, Feny juga meminta setiap sekolah di Kota Surabaya memasang QR code barcode PeduliLindungi sebelum para pelajar masuk di lingkungan sekolah.
Hal ini untuk memudahkan Dinkes melakukan tracing, apabila terdapat pelajar yang terpapar Covid-19.
"Saya meminta untuk memasang QR code barcode aplikasi PeduliLindungi di setiap sekolah di Kota Surabaya, supaya orang tua paham tentang pentingnya melakukan vaksinasi," kata Feny.
"Kalau pun ada yang tertular, kita bisa mencari atau melakukan tracing dari mana dia tertular. Misalnya, seperti kemarin ada yang positif Covid-19, ternyata terpaparnya bukan di sekolah tetapi di luar sekolah," imbuh dia.
Untuk diketahui, capaian vaksinasi pelajar di Kota Surabaya per Jumat 15 Oktober 2021, untuk tingkat SD/MI dosis satu sudah mencapai 78,86 persen dan dosis dua mencapai 36,05 persen.
Kemudian untuk capaian vaksin pelajar tingkat SMP/MTS dosis satu mencapai 77,13 persen, serta dosis dua mencapai 57,90 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.