Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Budidaya Lobster Para Pelaku Wisata dan Mantan Nelayan "Illegal Fishing" di Banyuwangi

Kompas.com - 14/10/2021, 17:07 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Enam kali panen

Azis mengatakan sejauh ini kelompoknya sudah bisa panen sebanyak enam kali.

Sekali panen bisa mendapatkan 50 kilogram hingga 200 kilogram.

Tiap ekor yang dipanen memiliki berat minimal 165 gram untuk jenis lobster pasir. Sebab sesuai aturan, ukuran tersebut yang diperbolehkan untuk dijual ke luar negeri.

Ia mengatakan untuk mencapai bobot 165 gram dan siap dipanen membutuhkan waktu lima bulan.

Ia menyebut lobster yang sedang bertelur juga tidak boleh dipanen. Sebanyak 2 persen dari hasil panen juga akan dilepas ke laut untuk keberlanjutan lobster di alam liar.

"Panen dilakukan dengan memilih lobster yang sudah besar atau parsial," kata dia.

Sebelum PPKM, ia mengaku sempat mengekspor hingga China dan Singapura. Harga untuk jenis pasir Rp 500.000 hingga Rp 700.000 per kilogram.

Namun saat PPKM harganya turun di angka Rp 250.000 per kilogram. Sebab saat itu tidak ada penerbangan ke luar negeri.

Baca juga: Sebanyak 70.000 Benih Lobster Senilai Rp 7 Miliar Asal Jabar Gagal Diselundupkan ke Jambi

Meski demikian, ia tetap bersyukur dengan adanya budidaya ini bisa memperpanjang napas sembari menunggu pariwisata dibuka kembali.

Ke depan budidaya lobster ini akan dikombinasikan dengan wisata edukasi dan menyelam di GWD.

Jadi pengunjung nantinya bisa menyelam sembari memberi makan dan melihat lobster di kedalaman laut.

"Jadi teman-teman nanti juga bisa dapat penghasilan sebelum masa panen," kata dia.

Pihaknya saat ini masih membangun pusat menyelam di GWD. Nantinya akan ada instruktur, pelatihan, dan wisata menyelam di kawasan ini.

Dulunya pencari ikan ilegal

Azis mengatakan, hampir seluruh anggotanya adalah nelayan yang dulunya pencari ikan hias secara ilegal seperti menggunakan potas.

Lalu sekitar 2015 sekelompok nelayan sadar bahwa penangkapan dengan cara itu bisa merusak lingkungan.

Mereka kemudian melakukan edukasi dan membentuk kelompok sadar wisata.

Mereka yang dulu berprofesi sebagai nelayan kemudian mulai terjun ke dunia wisata dan mengembangkan pantai di sekitar Watu Dodol.

Para nelayan ini ada yang menyewakan perahunya untuk wisatawan menuju Pulau Tabuhan dan Menjangan. Kemudian perahu untuk wisatawan di Selat Bali hingga pemandu dan pendamping snorkeling.

"Semua yang di sini itu pekerjaannya ilegal fishing. Mereka mencari ikan hias dengan potas," kata dia.

Baca juga: Diduga Depresi, Kakek di Banyuwangi Bunuh Diri, Sempat Tinggalkan Pesan ke Tetangga

Sementara itu, Humas BPPP Banyuwangi Fariana Banyu K mengatakan potensi pasar konsumsi lobster cukup stabil.

Sehingga upaya budidaya atau pembesaran bisa jadi kunci bertambahnya nilai ekonomis bagi komoditas ini.

Dalam hal ini, pihaknya melakukan pelatihan serta penyuluhan kepada kelompok yang jadi unit percontohan budidaya lobster ini.

Ia mengatakan di Indonesia, lobster air laut merupakan komoditas yang baru untuk dibudidayakan.

Selama ini lobster konsumsi diperoleh dari hasil tangkapan para nelayan di laut. Sementara pada musim-musim tertentu sulit didapatkan.

Upaya budidaya lobster menjadi solusi sehingga ketersediaan lobster akan tetap terjamin karena tidak lagi terpengaruh oleh musim.

Banyuwangi menurutnya memiliki potensi SDM yang cukup baik di bidang kelautan dan perikanan, baik pada bidang penangkapan ikan, pengolahan ikan, konservasi perairan laut maupun budidaya perikanan.

Dengan adanya unit percontohan ini, pihaknya berharap bisa memberikan inspirasi bagi para pelaku usaha dan masyarakat umum.

Ia mengatakan pada awal tahun 2021 tercatat sebanyak 197 keramba budidaya lobster yang dikembangkan oleh masyarakat di wilayah Banyuwangi utara hingga ke selatan.

Jumlah ini masih terus berkembang mengingat masyarakat pada umumnya masih mencari pola yang tepat dalam hal pembesaran lobster.

Unit percontohan budidaya lobster ini merupakan cikal-bakal berkembangnya segmen budidaya lobster di Banyuwangi.

"Berdasarkan catatan kami jumlah produksi lobster hasil budidaya di Banyuwangi sebesar 2,5 ton pada akhir tahun 2020. Jumlah itu termasuk hasil dari kegiatan unit percontohan," kata dia.

Menurutnya, lobster merupakan komoditi perikanan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Sehingga pengembangan budidaya lobster menjadi peluang yang cukup menjanjikan.

Dengan potensi yang ada, budidaya lobster bisa dijadikan alternatif usaha lainnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan di Banyuwangi.

Baca juga: Polda Jateng Gagalkan Penyelundupan 9.000 Benih Lobster Senilai Rp 2,3 Miliar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Terima Laporan Rektor Universitas Riau ke Mahasiswanya, Polda: Kami Coba Mediasi

Regional
Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Maju Pilkada 2024, Anak Mantan Bupati Brebes Ikut Penjaringan 3 Parpol Sekaligus

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com