Selanjutnya, kelompoknya bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi (BPPP) Banyuwangi.
Hasil kajian yang dilakukan, Banyuwangi memiliki karakteristik dasar perairan yang didominasi pasir dengan gugusan terumbu karang yang terjaga.
Banyuwangi juga menjadi tempat singgah atau habitat yang cukup baik bagi lobster.
Maka dibuatlah enam keramba untuk budidaya pembesaran lobster.
Segmentasi budidaya yang dilakukan adalah pembesaran. Sehingga mereka menggunakan benih lobster muda dengan ukuran 5 sampai 7 gram untuk proses pemeliharaan.
Baca juga: Gagal Diselundupkan ke Jakarta, 19.000 Benih Lobster Dilepas ke Pelabuhan Tamperan Pacitan
Benih, kata Azis, diperoleh dari nelayan di kawasan Banyuwangi selatan.
Perairan Banyuwangi khususnya bagian selatan merupakan jalur penyebaran benih lobster, sehingga banyak ditemukan benih, baik yang bening lobster (BBL) maupun yang sudah berukuran 70 gram.
Selain itu, lobster merupakan biota laut yang berpindah-pindah tempat dan akan kembali ke habitat aslinya untuk memijah.
Sehingga Banyuwangi memiliki potensi yang cukup besar untuk budidaya pembesaran lobster karena memiliki potensi benih lobster baik lobster pasir, mutiara, bambu, batik, maupun kipas.
Azis mengatakan jenis lobster yang dibudidaya sebagian besar adalah lobster pasir.
Adapun keramba dasar dipilih karena menyesuaikan kondisi arus di selat Bali. Keramba ditenggelamkan dengan kedalaman 6 meter.
Baca juga: Polda Jateng Gagalkan Penyelundupan 9.000 Benih Lobster Senilai Rp 2,3 Miliar
Sistem ini merupakan metode budidaya lobster yang mudah diaplikasikan.
Metode ini cocok diterapkan pada perairan laut dengan intensitas arus serta gelombang permukaan yang kuat seperti Selat Bali.
Sehingga pemeliharaan lobster dilakukan di dasar perairan yang biasanya memiliki arus lebih tenang dibanding pada permukaan.
"Dasar perairan kan berpasir dan berkarang, bisa jadi tempat yang cukup baik dan sesuai dengan habitat asli lobster dan pertumbuhannya baik," kata Azis.
Rupanya pembesaran lobster ini berhasil dan berkembang. Dari enam keramba, kini sudah menjadi 20 keramba. Setiap keramba bisa berisi 400 ekor lobster.
Namun pada akhir September 2021, jumlah keramba yang masih berisi lobster tinggal tiga. Sebab setelah panen, ia mengaku kesulitan mendapatkan bibit akibat cuaca ekstrem.
"Biasanya banyak-banyaknya bibit itu di akhir bulan 10," katanya.
Azis menyebut kendala dalam budidaya sistem keramba dasar yakni dalam hal pemberian pakan karena harus menyelam terlebih dulu.
Untuk pakan, diberikan setiap hari menggunakan ikan rucah atau hasil tangkapan nelayan yang tak terjual, kerang hijau, dan keong mas yang didapat dari petani.
"Kami membelinya dengan harga sedikit murah," kata dia.
Baca juga: Bisa Hidup Sampai 100 Tahun, Ahli Temukan Cara Hitung Umur Lobster