KULON PROGO, KOMPAS.com – Polisi menangkap empat remaja yang membuat konten rekayasa perkelahian di pintu pelintasan kereta api Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Video tersebut kemudian beredar di media sosial (medsos) dan meresahkan warga.
Keempat remaja yang ditangkap yaitu GL (16), pelajar SMP Pendem asal Bulurejo, Kapanewon Pengasih; ANP (14), pelajar MTs Negeri 1 Wates asal Clawer, Pengasih; dan DRD (15), pelajar SMP 1 Pengasih dari Kedunggalih, Pengasih.
Baca juga: Truk Sengaja Dibuat Oleng demi Konten di Lumajang, Sopir Kena Tilang
Polisi juga mengamankan FAA (18) yang bekerja sebagai mekanik, asal Karang Tengah Kidul, Kalurahan Margosari, Pengasih.
“Polsek Wates melakukan pembinaan terhadap empat orang anak yang telah membuat dan meng-upload video rekayasa perkelahian,” kata Kasubag Humas Polres Kulon Progo Iptu I Nengah Jeffry Prana Widyana melalui keterangan singkat, Jumat (8//10/2021).
Semua berawal dari kemunculan video perkelahian di pintu pelintasan kereta api yang disebut warga sebagai Teteg Wetan, atau pintu kereta sebelah timur pada Selasa (5/1/2021) pukul 21.30 WIB.
Lokasi ini sangat dekat dengan kantor Pemerintah Daerah (Pemda) Kulon Progo.
Dalam video tampak dua sepeda motor yang masing-masing ditumpangi dua orang laki-laki.
Keduanya bertemu di pintu pelintasan kereta yang juga jalan simpang tiga.
Orang yang duduk di boncengan turun, masing-masing mengambil sabuk pinggang, memutar-mutarkan sabuk di atas kepala, dan saling menyabetkan sabuk.
Baca juga: Pura-pura Sakit demi Konten TikTok, Pendaki Ini Disanksi Dilarang Naik Sindoro Selama 5 Tahun
Anggota piket Reskrim Polsek Pengasih menyelidiki video itu pada Kamis (7/10/2021). Polisi mendapatkan informasi identitas pelaku.
Mereka bisa ditangkap bersama barang bukti dua sabuk kulit warna hitam, satu unit ponsel merek Vivo warna putih silver, dan satu unit sepeda motor Scoopy warna Hitam.
“Mengingat TKP berada di wilayah hukum Polsek Wates maka dilakukan koordinasi penanganan lebih lanjut oleh unit Reskrim Polsek Wates,” kata Jeffry.
Dari hasil penyelidikan terungkap, perkelahian hanya sandiwara untuk keperluan konten di story WhatsApp.
Mereka juga mengunggah video klarifikasi dan pengakuan bahwa video perkelahian itu memang hanya untuk keperluan konten.