Terlebih saat hendak buang hajat, terlihat perut Dilan seperti sedang menahan sesuatu, tapi feses yang dikeluarkan hanya sedikit.
Melihat peragai anaknya yang tidak lazim, Maimunah lantas membawa Dilan ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan kondisinya.
Namun oleh pihak Puskesmas, Dilan kemudian dirujuk ke salah satu rumah sakit swasta yang ada di Kabupaten Gresik.
Tetapi karena peralatan medis yang terbatas, Dilan akhirnya disarankan untuk menjalani perawatan dan tindakan medis di RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Ini sudah tindakan operasi yang pertama di Rumah Sakit dr. Soetomo, kemarin berbarengan pas lagi ramai-ramainya Covid-19. Pakai BPJS milik ayahnya," kata Maimunah.
Namun cobaan kembali menghampiri Maimunah dan keluarga, selang dua bulan Dilan menjalani operasi pertama.
Muhammad Khozim, suami Maimunah dan juga ayah Dilan, meninggal dunia lantaran penyakit lambung yang diderita.
"Tidak lama setelah pulang dan sempat menunggu Dilan di rumah sakit, menantu saya meninggal dunia karena sakit lambung. Mungkin penyakit itu sudah lama, hanya saja tidak dirasakan dan dikira masuk angin biasa," tutur Rofiah (56), ibu dari Maimunah.
Baca juga: Kisah Rahel, Pelajar SMA yang Meninggal Seminggu Setelah Vaksin, Disebut Kelelahan Usai Sepak Bola
Kondisi tersebut, membuat Dilan tidak lagi bisa mengandalkan BPJS milik ayahnya yang telah tiada.
Oleh kerabat dan tetangga, Maimunah disarankan untuk mengurus Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS).
Karena pemegang kartu KIS, akan mendapat pelayanan kesehatan secara gratis, lantaran semua biaya pelayanan kesehatan sudah ditanggung oleh pemerintah.
"Sudah ngurus kemarin, tapi belum jadi. Mungkin masih sibuk melayani orang yang kena corona (Covid-19). Kemarin masih sempat kontrol (periksa) sekali setelah operasi, tapi saat itu menantu saya belum meninggal dunia, jadi masih pakai BPJS milik ayahnya," kata Rofiah.
Baca juga: Mari Bantu Zahra dan Putri, 2 Bocah yang Tinggal di Poskamling dan Berhenti Sekolah