"Tak hanya pukulan, kami dicaci maki, bahasa binatang dan lainnya, dari video itu terlihat jelas, coba dicek. Itikad kami baik, tapi oknum dekan itu menunjukkan sifat tidak terpuji," ungkap Yusril saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/9/2021) dini hari.
Usai dibubarkan, para pedemo diajak mediasi dengan rektor.
Di dalam ruangan, Yusril mengaku mendapat satu kali pukulan mendarat tepat ke wajahnya dari dosen yang marah-marah itu.
"Beliau sangat emosi sampai saya dipukul dalam ruangan. Padahal kami secara baik-baik menyampaikan (tuntutan)," kata dia.
Yusril merinci empat tuntutan yang mereka bawa saat aksi.
Pertama, kata dia, mahasiswa meminta kampus segera memberikan kartu hasil ujian (KHS) untuk mahasiswa semester III, IV dan VII. Sebab sejak 20 September 2021 kegiatan perkulihan sudah dimulai, namun KHS tak kunjung diberikan.
Kedua, mahasiswa juga meminta kegiatan perkuliahan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Ini berkaitan dengan rencana mogok mengajar dari para dosen dan staf pada 30 September 2021, jika pihak yayasan yang membawahi kampus itu tak memberi gaji dan honor.
Ketiga, mahasiswa meminta atribut dan kelengkapan kampus seperti almamater, kaus, kartu tanda mahasiswa (KTM), kartu perpustakaan, dan lainnya segera diberikan.
Terakhir, kata Yusril, mahasiswa meminta sarana dan prasarana pendukung kegiatan perkuliahan seperti zoom metting dan lainnya yang dianggap perlu.
Dalam pertemuan tersebut, menurut Yusril, rektor menampung semua tuntutan dan berencana membahasnya.
"Tapi kami anggap enggak ada hasilnya (mediasi). Karena sikap rektor hanya menampung saja, tidak mau tandatangan isi surat tuntutan kami," kata Yusril.
Setelah dari kampus, Yusril bilang dia bersama rekan mahasiswa lain yang jadi korban pemukulan membuat laporan polisi.
"Biar ada efek jeranya," pungkas Yusril.
Sementara itu, Rektor Universitas Trunajaya Kota Bontang, Bilher Hutahaen belum memberikan hak jawab.
Upaya konfirmasi Kompas.com melalui panggilan telepon dan pesan singkat belum direspons hingga berita ini tayang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.