KOMPAS.com - Suroto (49), peternak asal Blitar mengaku kakinya gemetar karena takut dan cemas sebelum membetangkan poster ke arah Presiden Jokowi yang berkunjung ke Blitar pada Selasa (7/9/2021).
Suroto adalahg warga Desa Suruhwadang, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Kecemasannya mereda setelah ia meneriakkan nama Jokowi sembari membentangkan poster yang telah siapkan.
Poster tersebut bertuliskan "Pak Jokowi Tolong Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar".
Baca juga: Sembunyi Sepekan Takut Diamankan Lagi, Suroto Baru Keluar Rumah Setelah Dapat Undangan Jokowi
Saat itu Kepala Negara yang ada di dalam mobil sedang melintas pelan di Jalan Moh Hatta sambil melambaikan tangan ke arah warga.
Menurut Suroto saat melihat poster yang ia pegang, Jokowi sempat mengernyitkan dahi.
"Saya teriak 'Pak Jokowi' sambil saya angkat poster tinggi-tinggi. Saya lihat Pak Jokowi melambaikan tangan dari mobil sambil tersenyum, tapi lantas mengernyitkan dahi saat melihat poster saya," ujar Suroto, Kamis (16/9/2021) malam.
Saat itu ia yakin jika Jokowi melihat poster yang ia bawa. Namun betapa terkejutnya saat ada seorang pria yang tiba-tiba merebut poster yang ia pegang.
Lalu Suroto pun digelandang menuju mobil yang membawanya ke Kantor Polres Blitar Kota untuk diinterogasi.
Baca juga: Bertemu Jokowi, Suroto Mengatakan Peternak Ingin Harga Jagung yang Wajar, Presiden Mengiyakan
Pilihan memisahkan diri tersebut membuat ia lolos dari hadangan aparat keamanan yang mengetahui rencana aksi bentang poster tersebut.
Seorang diri, Suroto mengendarai motor ke Kota Blitar untuk membeli kertas dan spidol. Kemudian ia menuju rumah kerabatnya di Kota Blitar.
Di rumah tersebut Suroto dibantu keponakannya menulis kalimat "Pak Jokowi Tolong Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar".
Baca juga: Kaki Suroto Gemetar Saat Hendak Bentangkan Poster ke Arah Jokowi
Karena kertasnya tidak muat, ia menulis di ujung kertas yang bunyinya 'telur murah'.
Dengan tambahan frasa "telur murah", dia ingin mengatakan bahwa peternak sedang menghadapi harga jagung yang mahal pada saat harga telur sedang jatuh.