Dikatakan Panca, pengungkapan kasus perampokan tidak lepas dari penelusuran melalui rekaman CCTV yang ada di sepanjang jalan.
Pihaknya menyelidiki dengan dukungan rekaman CCTV baik yang ada di Pemerintah Kota Medan, Dinas Perhubungan Kota Medan maupun Polda Sumut sendiri.
Adapun rekaman CCTV, kata dia, menjadi salah satu bukti yang tidak terbantahkan.
"Itu CCTV kita kumpulkan dari seluruh jalan di Kota Medan sehingga bisa disimpulkan tersangka di mana larinya, di mana mereka bagi atau serahkan hasil kejahatan itu lalu berpencar," katanya.
Polisi mengantongi rekaman CCTV keberangkatan para pelaku dari rumah D menggunakan dua sepeda motor yang melintas di Jalan Menteng melewati Jalan Seksama, Jalan Afnawi Harahap, hingga Pasar Tradisional Simpang Limun.
Rekaman CCTV juga merekam aktivitas pelaku saat tiba di parkiran, kemudian PR dan Hendri berjalan di paling depan, kemudian FA dan PS mengikuti di belakangnya.
Begitu pun, saat mereka berjalan menuju toko sasaran dan sempat batal karena ada seseorang berkaos cokelat yang dicurigai sebagai polisi kemudian memutar balik dan beraksi, lalu melarikan diri.
Bahkan, lanjut Panca, pihaknya juga menemukan rekaman CCTV saat salah satu pelaku membeli hansaplas di minimarket.
"Kasus ini lengkap, pelakunya, kita bisa yakinkan dan buktikan bahwa pelaku tidak libatkan anggota TNI atau Polri," katanya.
Panca melanjutkan, dari hasil penyelidikan, mereka melakukan aksi perampokan hanya dalam waktu 3 menit.
Sedangkan saat para pelaku tiba di pasar dan pergi setelah melakukan aksinya dalam waktu 8 menit.
"Kita lihat ini orang-orang yang terlatih. Dari hasil keterangan, bahwa memang sebelumnya mereka latihan singkat. Tingginya meja dipelajari, setinggi pinggang, dilatih. Juga menyiapkan hansaplas," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.