Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu Gamelan di Kulon Progo Ternyata Nisan Makam Tua, Diperkirakan Setelah Masa Kerajaan Demak

Kompas.com - 09/09/2021, 19:52 WIB
Dani Julius Zebua,
Khairina

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Batu yang diklaim warga berbentuk gamelan di Pedukuhan Papak, Kalurahan Kalirejo, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, merupakan nisan makam tua. Nisan ini menunjukkan corak masa antara Kerajaan Demak dan awal Mataram Islam.

Hal ini tampak dari gaya dan sejumlah ornamen pada nisan.

“Usia yang tertua dari nisan (seperti) itu diperkirakan dari periode setelah Demak dan berlangsung pada periode-periode berikutnya hingga Mataram Islam. Namun kita tidak bisa memastikan pastinya tahun berapa,” kata Arkeolog Narasumber Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulon Progo Danang Indra Prayudha melalui pesan singkat, Kamis (9/9/2021).

Baca juga: Pencuri Gasak 13 Tumpuk Nisan Kayu Tua di Makam di Gunungkidul

Warga Papak menemukan batu diduga purba saat membersihkan makam dalam tradisi bulan Suro pada Agustus 2021 lalu.

Benda beragam bentuk ditemukan dalam kompleks makam yang oleh masyarakat dikaitkan dengan makam tokoh penari ledhek bernama Simplek.

Batu ada yang berbentuk balok baik polos maupun dengan hiasan tumpal (segi tiga), juga batu bentuk lempengan dengan pingul (bagian sudut yang ditumpulkan), serta batu-batu berukir yang dapat diberdirikan tegak. Bentuk ukiran pada batu ini relatif halus.

Danang mengatakan, hasil kajian memastikan bahwa objek-objek tersebut adalah bagian dari makam lama.

Ini tampak dari batu yang bila disusun terdapat batu-batu berbentuk balok yang biasa jadi bagian penyusun jirat, batu berbentuk lempeng dengan pingul sebagai penutup bagian atas jirat, dan batu bentuk lempeng berukir adalah nisannya.

Beberapa batu berukir lain adalah bagian atas jirat yang menjadi tempat lempengan batu nisan berdiri.

“Dengan jumlah batu nisan yang lebih dari empat, empat (batu ini) berada dalam kondisi relatif utuh dan beberapa merupakan fragmen atau potongan yang belum terlihat batu sambungan atau terusannya, maka diduga batu-batu tersebut berasal dari setidaknya dua makam,” kata Danang.

Lantas, dari gaya pada nisan, diperkirakan nisan berasal dari masa antara Kerajaan Demak dan awal Mataram Islam. Kerajaan-kerajaan ini ada sekitar abad ke-16.

“Berbentuk lengkung pada bagian atas, datar pada bagian bawah dengan ornamen berupa tumpal di bagian samping yang lebar dan ornamen lain pada sisi yang sempit, maka diduga batu-batu tersebut berasal dari nisan tua,” kata Danang.

Baca juga: Bersih-bersih Makam Tua, Warga Kulon Progo Temukan Batu-batu Mirip Gamelan

Nisan pun dinilai memiliki kesejarahan dan perlu tindak lanjut mengetahui kesejarahan itu.

Sementara bagi desa, keberadaan nisan dan jirat penting karena membuktikan bahwa di tempat itu sudah ditinggali sejak lama. Menunjukkan sudah ada permukiman dan masyarakat sejak dahulu.

“Perlu mencari data kesejarahan terkait nisan dan jirat itu. Mungkin bisa dari sejarah asal-usul desa jika memungkinkan untuk dilacak. Mana tahu ada data sejarahnya,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com