Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, Jadwal Belajar Tatap Muka untuk SMP Negeri di Palembang

Kompas.com - 09/09/2021, 11:51 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Seluruh sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Palembang, Sumatera Selatan, diperkirakan mulai melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada 13 September 2021.

Hal tersebut disebabkan situasi kondisi pandemi Covid-19 yang kini telah mulai membaik.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto mengatakan, saat ini baru 61 SMP yang dizinkan menggelar PTM secara terbatas, setelah pihak sekolah memenuhi persyaratan.

Baca juga: Status Palembang Turun ke PPKM Level 3, Resepsi Pernikahan Boleh Digelar

Namun, seluruh SMP negeri maupun swasta ditargetkan bisa menggelar PTM terbatas dengan mengikuti protokol kesehatan secara ketat.

"13 September PTM sudah bisa digelar 100 persen untuk SMP negeri. Untuk swasta akan dilihat lebih dulu kesiapannya," kata Zulinto kepada wartawan, Kamis (9/9/2021).

Zulinto menjelaskan, sebelum sekolah dibuka, tim Satgas Covid-19 akan lebih dulu melihat persiapan sarana protokol kesehatan.

Selain itu, sekolah juga harus mengantongi izin dari wali murid sebagai salah satu syarat utama.

"Kalau semua sudah oke, baru akan dibuka," ujar dia.

Baca juga: Kronologi Guru SMP Ditemukan dalam Kondisi Haus dan Lapar Setelah Tersesat 3 Hari di Hutan

SD dan PAUD

Sementara itu, untuk sekolah dasar (SD) dan pendidikan anak usia dini (PAUD), menurut Zulinto, akan dibuka secara bertahap.

Pada pekan depan baru ditambah masing-masing 3 SD dan 3 PAUD yang menggelar PTM terbatas.

"Tapi kalau orangtua tidak mengizinkan PTM, maka tetap dilakukan belajar secara daring," ujar Zulinto.

Baca juga: Izinkan Gelar PTM Terbatas, Wali Kota Palembang: Hampir 2 Tahun, Mereka Tidak Belajar di Sekolah

Menurut evaluasi pembukaan sekolah pada 6 September 2021, sistem antar jemput anak di sekolah yang menjadi kendala.

Waktu 30 menit yang diberikan malah membuat kerumunan orang.

Hal tersebut terjadi karena banyak orangtua yang tidak sesuai waktu yang ditentukan.

"Sehingga hasil evaluasi jeda jam jemput akan ditambah menjadi 60 menit, agar tidak terjadi penumpukan. Seharusnya anak menunggu di dalam sekolah, setelah jemputan datang, langsung pulang, tidak menunggu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com