KOMPAS.com - Rasa cinta HE (25) kepada Dira Fani Anjani (20) berujung pada aksi pembunuhan kakak beradik di Sidoarjo, Jawa Timur.
Cerita naas ini bermula saat HE berkunjung ke rumah Dira, Dusun Wedoro Sukun, Desa Wedoro, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Senin (6/9/2021).
HE ingin mengungkapkan perasaannya kepada wanita yang sudah dikenalnya selama satu tahun itu dengan memegang tangan Dira.
Namun tak disangka, Dira justru berteriak.
Karena kaget, HE lalu panik dan membekap mulut korban agar teriakannya tidak terdengar.
"Karena mendengar suara cekcok pelaku dengan DR (Dira), akhirnya adik koban DK (13) keluar dengan membawa pisau dapur untuk menyelamatkan kakaknya dari pelaku," kata Kapolresta Sidoarjo, Kombes Kusumo Wahyu Bintoro, Selasa (7/9/2021).
Baca juga: Pembunuh Kakak-beradik di Sidoarjo Ditangkap, Motif Pelaku karena Cinta Ditolak Korban
Aksi tarik-menarik
Melihat DK memegang pisau, HE lalu melepaskan Dira dan merebut pisau dari tangan DK hingga terjadi tarik-menarik antara keduanya.
Setelah pisau berada di tangannya, HE menyerang DK hingga tewas dengan kondisi bersimbah darah.
Dira yang semakin berteriak histeris juga ikut dianiaya pelaku hingga tewas.
Baca juga: Berawal Temuan Darah di Belakang Rumah, Kakak Adik di Sidoarjo Ditemukan Tewas Dalam Sumur
Ceburkan ke sumur
Setelah Dira dan DK tewas, pelaku lalu menghilangkan jejak dengan membersihkan darah yang tercecer.
Jasad keduanya lalu diseret ke belakang rumah. Kedua korban ditenggelamkan ke dalam sumur.
Agar jasad tidak mengambang, HE mengikatkan batu ke kaki kedua korban.
"Sumur itu sekitar 5-6 meter kedalamannya, setelah dilakukan penelusuran dengan lampu senter terlihatlah helm milik korban warna hitam itu. Ternyata pelaku setelah memasukan jenasah juga memasukan pakaian korban kedalam sumur agar tidak terlihat langsung," beber Wahyu.
Baca juga: Pembunuh Kakak-beradik di Sidoarjo Ikat Kaki Korban Pakai Batu, Lalu Ditenggelamkan ke Sumur
Setelah membunuh kakak adik itu, pelaku keluar rumah menggunakan sepeda motor korban.
Namun, tak berselang lama, HE masuk kembali ke rumah korban dan mengambil sejumlah barang berharga korban, seperti ponsel dan laptop.
"Tak lama kemudian pelaku kembali lagi ke TKP untuk mengambil HP, laptop, dan mobil keluarga korban," tutur Wahyu.
Baca juga: Pembunuh Kakak Beradik di Sidoarjo Gasak Laptop dan HP Korban Usai Lakukan Aksinya
Pelaku ditembak
Polisi lalu menemukan keberadaan HE di salah satu kos daerah Sedati.
Menurut Kapolresta, HE sempat berusaha melarikan diri hingga dilumpuhkan dengan timah panas oleh polisi.
"Kami lakukan tindakan terarah dan terukur kepada pelaku karena berusaha melarikan diri," kata Wahyu.
"Identitas pelaku ini dia pekerjaannya adalah sopir rental, dia warga Kediri. Tapi ngekos di Sedati," ungkap Wahyu.
Polisi mengamankan satu buah laptop milik korban, 4 buah ponsel berbagai merek yang juga milik korban dan satu unit mobil Sigra milik korban.
Atas perbuatannya, pelaku HE dijerat dengan Pasal 338, 365 Ayat 3 KUHP dengan ancaman kurungan 15 tahun penjara dan Pasal 80 Ayat 3 UU RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas perubahan UU RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman 15 tahun penjara.
Dikenal sebagai keluarga yang baik
Kejadian pembunuhan itu membuat warga sekitar heboh.
Warga sempat mengira ada penangkapan pelaku narkoba karena banyak polisi datang.
"Biasanya enggak pernah ada kejadian kayak gini, pertamanya tak kira narkoba, eh ternyata pembunuhan," kata Ketua RT setempat, Maskur Hamidi, Selasa (7/9/2021).
Korban Dira dan DK adalah anak dari pasangan Ismanto dan Riyanti.
Keluarga tersebut dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Baca juga: Kakak Adik di Sidoarjo Jadi Korban Pembunuhan, Jasadnya Dimasukkan ke Sumur
Setiap ada kegiatan warga, keluarga Ismanto tak pernah absen untuk bergotong royong.
"Anaknya ini juga sama, kalau kerja bakti mereka ikut semua, terus anaknya yang Di kalau sore sambil lalu ngajarin anak ngaji di salah satu TPQ. Mereka baik dan sopan," papar dia.
Sedangkan DK, dikenal tidak pernah usil meskipun akrab dengan kawan-kawan sebayanya.
Orangtua korban diketahui memiliki warkop yang dijaga oleh Riyanti.
Sedangkan Ismanto bekerja di salah satu pabrik di Sidoarjo.
"Nah, kalau pagi yang jaga warkopnya itu istri, kalau ayahnya ini pas sepulang dari kerjanya," pungkasnya.
(KOMPAS.COM/Penulis : Kontributor Surabaya, Muchlis)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.