Dia mengatakan kepada istrinya bahwa kepastian Kapal Egon belum ada.
Sehingga terpaksa istrinya mengizinkan dirinya menjual cincin kawin yang sangat berharga dan sakral bagi pernikahan mereka.
Baca juga: Pangdam Bersumpah Jaga Keamanan Pasca 4 Prajurit TNI Gugur, Perintahkan Pengejaran Pelaku
"Tak ada kepastian Kapal Egon membuat cincin perkawinan saya terjual, namun cinta tak akan saya jual," kata Yan Rara.
Adi Lado (43), truk ekspedisi yang membawa barang-barang kiriman untuk rumah sakit daerah di Waingapu, berharap, pemerintah peduli pada mereka yang begitu lama menunggu Kapal Egon.
Jika perlu, pemerintah mengantikan dengan kapal pengangkut barang lainnya agar barang-barang yang mereka bawa bisa sampai ke tujuan.
"Saya berharap pada Presiden Joko Widodo, agar memperhatikan nasib kami, kirimkanlah kami kapal penganti Egon, agar kami bisa segera menyeberang ke Sumba," kata Adi.
Ada juga sopir yang membawa telur ayam hingga menetas di truknya, karena terlalu lama dan panas di dalam truk.
Truk-truk dengan barang bermuatan 8 hingga 10 ton terparkir dengan rapi di depan bekas bagunan Jembatan Timbang Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.
Rata-rata membawa barang barang keras, bukan bahan makanan atau sembako yang mudah rusak.
Meskipun ada sebagian yang membawa sembako dan barang-barang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang akan dibawa ke Waingapu.