Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pasien Covid-19 Meninggal Dunia akibat Badai Sitokin, Satgas: Tetap Waspada

Kompas.com - 23/08/2021, 10:58 WIB
Citra Indriani,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengingatkan agar pasien positif Covid-19 untuk mewaspadai badai sitokin.

Hal ini terutama bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Yovi mengungkapkan bahwa badai sitokin telah lama ditemukan di Riau. Namun, belakangan ini badai ini baru menjadi perbincangan masyarakat.

Baca juga: Cara Cegah Badai Sitokin pada Pasien Covid-19

Kondisi ini harus diwaspadai oleh masyarakat, karena sudah banyak yang meninggal dunia akibat badai sitokin tersebut.

Namun, Yovi tidak merincikan berapa total pasien Covid-19 yang meninggal dunia karena badai sitokin.

"Pasien Covid-19 meninggal dunia di Riau banyak akibat badai sitokin. Untuk itu, waspadalah," ucap Yovi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (23/8/2021).

Baca juga: Apa Itu Badai Sitokin, Terjadi pada Pasien Covid-19?

Dijelaskan dokter paru ini, memang tidak semua pasien Covid-19 yang mengalami badai sitokin meninggal dunia.

Sebab, kematian akibat badai sitokin tersebut bisa diantisipasi jika pasien langsung diberikan penangangan medis sebelum kondisinya memburuk.

"Ada juga yang pulih dari ICU setelah melewati badai sitokin, itu karena cepat mendapatkan pertolongan medis sebelum kondisinya memburuk. Jadi, pasien Covid-19 yang isolasi di rumah, bila sudah mulai merasa napasnya sesak, saturasi oksigen di bawah 93 persen, frekuensi napas 22 kali per menit, sudah ada tanda-tanda seperti itu cepat ke rumah sakit," kata Yovi.

 

Masih kata Yovi, badai sitokin merupakan salah satu komplikasi yang bisa dialami oleh penderita Covid-19. Kondisi ini perlu diwaspadai dan perlu ditangani secara intensif.

Apabila dibiarkan tanpa penanganan, badai sitokin dapat menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga menyebabkan kematian.

"Sitokin merupakan salah satu protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik dalam melawan bakteri atau virus penyebab infeksi," sebut Yovi.

Namun, jika diproduksi secara berlebihan, sitokin justru dapat menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Inilah yang disebut sebagai badai sitokin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com