Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Buka Kesempatan untuk 345.000 Pekerja Asing, Disnakertrans Jabar Genjot Program SSW

Kompas.com - 09/08/2021, 20:38 WIB
Reni Susanti,
I Kadek Wira Aditya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Negara Jepang kini membutuhkan 345.000 pekerja asing. Salah satunya dari Indonesia.

Namun persoalannya, mayoritas SDM Indonesia terkendala sejumlah persyaratan kerja yang ketat.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, bahwa untuk mengatasi hal tersebut pihaknya mengeluarkan program Specified Skilled Worker (SSW)/Tokutai Ginou.

Baca juga: Seorang Pria di Bandung Memodifikasi Sepeda, Bajaj, hingga Jetski Bertenaga Listrik

"Program ini berupaya meningkatkan mutu pelayanan. Harapannya, dapat meningkatkan produktivitas bagi para pencari kerja," ujar Rachmat saat dihubungi Senin (9/8/2021).

Rachmat menjelaskan, saat ini banyak perusahaan yang tutup. Begitupun dengan pasar luar negeri, masih banyak yang tutup, hanya beberapa negara yang masih membuka.

Namun demikian, penyiapan tenaga kerja maupun sistem ketenagakerjaanya harus terus disiapkan.

Baca juga: Waspada, Ini Daerah Paling Rawan Sambaran Petir di Jabar

Jadi, bila sewaktu-waktu negara ini membuka kembali bisa langsung mengirimkan tenaga kerja. Menurutnya, salah satu pasar kerja yang sangat potensial adalah Jepang.

Dulu, Jepang sangat tertutup untuk menerima tenaga kerja, namun setelah ada perjanjian Memorandum Of Cooperation (MoC) dengan Indonesia, peluang kini terbuka lebar.

Ia mengakui, saat ini banyak orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Namun mayoritas bekerja di wilayah domestic worker, bekerja di rumah, atau menjadi asisten rumah tangga. Ini karrena keterbatasan kemampuan dan jejaring yang ada.

"Nah dengan program SSW ini kita berharap akan ada pekerja yang punya kemampuan lebih khusus, baik untuk tingkat SMK, D3, maupun S1 sehingga bisa mengakses pekerjaan yang lebih baik dan memiliki penghasilan lebih tinggi" harapnya.

Sementara itu, Advisor ISO Jepang Yadi Suryadi mengatakan, dari 14 sektor pekerjaan yang ada di Jepang, lima di antaranya menjadi prioritas.

Yakni perawat lansia, pertanian, peternakan, pengolahan makanan, dan pelayan.

"Jepang membutuhkan 345.000 orang selama lima tahun ke depan untuk Indonesia, Vietnam, Laos Myanmar, Filipina dan sejumlah negara lainnya. Jadi ini peluang sekaligus tantangan untuk Indonesia," kata dia.

Caranya Indonesia menyiapkan SDM berkualiatas untuk memenuhi persyaratan standar budaya dan bahasa yang sudah ditetapkan Jepang.

"Program SSW ini juga bisa menjadi salah satu jalan pemulihan ekonomi bagi yang terdampak pandemi," ungkapnya.

Salah satu peserta SSW, Agus mengatakan, ada beberapa yang dipelajari. Yakni bahasa Jepang, kedisiplinan, mempelajari tentang Jepang seperti kebiasaannya, keahlian sesuai bidang industri yang dipilih, dan lainnya.

"Nanti ada ujiannya. Kita harus lulus bahasa Jepang minimal N4 (semacam TOEFL), terus harus dapat sertifikat dari keahlian khusus itu," tutup dia.

Baca juga: Imbas Penutupan Saat PPKM, Ratusan Monyet Turun Gunung dan Rusak Warung di Objek Wisata Galunggung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Pendaki yang Sulut “Flare” di Gunung Andong Terus Diburu, Polisi: Masih Penyelidikan

Regional
Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Dapat Suara Terbanyak, Abdullah Legawa Batal Jadi Anggota DPRD Purworejo 2024-2029

Regional
Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Jawa Tengah Masuki Musim Kemarau, Berikut Imbauan BMKG soal Ancaman Kekeringan...

Regional
Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Tiga Kader PDI-P Ambil Formulir Pendaftaran Cabup Sukoharjo, Ada Etik Suryani, Agus Santoso, dan Danur Sri Wardana

Regional
Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Kronologi Kaburnya Tahanan Lapas Klaten

Regional
Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Pilkada Banyumas, PDI-P Buka Pintu Koalisi dengan Partai Lain

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

[POPULER NUSANTARA] Pensiunan PNS Tiba-tiba Jadi WN Malaysia | Kerangka Manusia Berpeci di Gunung Slamet

Regional
Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com