Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Henoch, Importir yang Alih Profesi Jadi Penjual Kopi Keliling

Kompas.com - 30/07/2021, 15:26 WIB
Dian Ade Permana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SALATIGA, KOMPAS.com - Henoch Pryanto Manglabi selama empat tahun menjadi eksportir kopi di Timor Leste.

Meski mendapat penghasilan yang menjanjikan, dia memilih menjadi penjual kopi keliling di Kota Salatiga.

Alasan Henoch, dia tak ingin kopi hanya dinikmati masyarakat kelas atas.

"Kopi ini adalah minuman semua masyarakat, jadi jangan jual kopi mahal-mahal hanya untuk sekadar gaya," jelasnya di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Jumat (30/7/2021).

Baca juga: Bebas dari Lapas, Asep Si Pemilik Kedai Kopi di Tasikmalaya: Mending Bayar Denda dan Taat Aturan

Henoch mengatakan meski menjual kopi keliling, kualitas kopi racikannya tak kalah dengan kopi yang dijual di kafe-kafe.

"Saya promosi lewat media sosial, kalau ada yang order tinggal sharelock dan saya meluncur ke lokasi. Mau menikmati kopi di pasar, pinggir jalan, atau di kantor saya siap melayani," jelasnya.

Setiap hari setidaknya dia bisa menjual hingga 50 hingga 80 gelas dengan harga jual kisaran Rp 8.000 hingga Rp 15.000.

Dia bisa meracik kopi sesuai pesanan, mulai dari Americano, Caffee Latte, hingga Cappucino.

"Tapi memang karena PPKM ini dan pembatasan jam malam, sekarang sekitar 30-50 gelas," jelas Henoch.

Baca juga: Nasib Asep, Penjual Kopi yang Dipenjara gara-gara Langgar PPKM, Dimasukkan Satu Sel dengan Napi Lain hingga Rambut Dipelontos...

Dia menegaskan tak ingin membuka kafe.

"Misi saya itu tadi, mengembalikan kopi sebagai minuman rakyat. Jadi daripada membuka kafe, lebih baik saya menambah armada untuk berkeliling," ungkapnya.

Henoch juga mengaku kaget saat mendapat order dari Wali Kota Salatiga Yuliyanto.

"Ya setengah tidak percaya karena pak Wali meminta saya datang ke rumah dinasnya. Selain membeli, Pak Wali (Wali Kota Salatiga) ternyata memiliki ketertarikan terhadap kopi, mulai dari sejarahnya hingga proses pembuatan," paparnya.

Dalam kesempatan tersebut, Henoch juga menyampaikan aspirasinya agar penjual yang berkeliling dan biasa beroperasi malam hari diberi kelonggaran.

"Para pedagang siap mematuhi protokol kesehatan karena kami juga berharap keadaan lebih baik," ungkapnya.

Baca juga: Water Barrier di Salatiga Ditempeli Kertas Bernada Protes PPKM

Sementara Wali Kota Salatiga Yuliyanto menyampaikan saat ini ada gerakan Save Our Shop (SOS) untuk mendukung kebangkitan ekonomi pelaku UMKM dan coffee shop.

"Ini bagian dari daya ungkit untuk kembali menggerakkan perekonomian warga di masa pandemi. Selain untuk ASN, kami juga imbau masyarakat membeli di UMKM terdekat," paparnya.

Yuliyanto juga menyampaikan dengan adanya kelonggaran harus dimanfaatkan pelaku UMKM.

"Sekarang sudah boleh makan di tempat meski dibatasi waktu, jadi para penjual juga harus sekaligus menjadi petugas. Jika ada pelanggan yang melebihi batas waktu, diberitahu dan diingatkan. Kalau keadaan semakin baik serta kasus turun, maka nanti akan ada kebijakan lagi untuk kebangkitan pelaku usaha," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Cerita Erik 20 Tahun Jadi Relawan Tagana demi Kemanusiaan

Regional
50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

50 Caleg Terpilih di Kabupaten Semarang Ditetapkan, Ini Rinciannya

Regional
Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Wakil Bupati Sumbawa Daftar Penjaringan Cabub di Partai Nasdem

Regional
Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Respons NasDem soal Kantornya di Labuhanbatu Disita KPK

Regional
Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Kasus Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Pos Ronda

Regional
Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Anies Minta Grup Jangan Bubar, Perjuangan Belum Selesai

Regional
Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Sepekan Pantura Sayung Banjir Rob dan Jalan Demak-Kudus Tersendat, Sopir Truk: Lelah, Boros Solar

Regional
Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Simpan Narkoba di Rumah Dinas, Oknum Camat Ditangkap Polisi

Regional
Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Semarang Night Carnival, Lalu Lintas di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran Dialihkan

Regional
PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

PDI-P Solo Minta Cawalkot yang Diusung Bertanggung Jawab Sejahterakan Masyarakat dan Tak Pindah Parpol Lain

Regional
Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Terima Penghargaan dari Pemprov Jateng, Kota Semarang Jadi yang Terbaik dalam Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka

Regional
APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

APBD Kalteng Meningkat 2 Kali Lipat dalam 8 Tahun, Capai Rp 8,79 Triliun pada 2024

Regional
Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Regional
Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Pegawai Bea Cukai Ketapang yang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Burung Dicopot

Regional
Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Kelola Air Tanpa Izin di Gili Trawangan, 2 Direktur Perusahaan Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com