Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPKM Level 4 Diperpanjang, Bupati Klaten Minta Ada Pelonggaran untuk Pelaku Usaha

Kompas.com - 25/07/2021, 19:46 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Bupati Klaten Sri Mulyani meminta pemerintah pusat untuk memberikan kelonggaran, terutama bagi pelaku usaha selama masa perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4.

"Kami daerah minta kelonggaran seperti tempat usaha, UMKM, PKL, pedagang seperti restoran nanti bisa makan di tempat tapi dengan kapasitas dikurangi pengunjungnya, jam operasionalnya," kata Sri Mulyani saat dihubungi, Minggu (25/7/2021).

Sri Mulyani menerangkan sejak PPKM Level 4 diterapkan para pelaku usaha seperti restoran, warung angkringan, tempat jajanan semuanya melayani secara take away atau delivery.

Baca juga: Peduli Warga Terdampak Covid-19, Petani di Klaten Bagikan Hasil Panen

Pihaknya pun berharap pemerintah pusat memberikan sedikit pelonggaran jika kebijakan PPKM Level 4 nanti kembali diperpanjang.

"Kami ingin ada sedikit pelonggaran (pelaku usaha) tapi tetap dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ungkap dia.

Sri Mulyani mengakui kasus penularan Covid-19 di Klaten masih tinggi. Klaster keluarga menjadi penyumbang terbanyak penyebaran kasus Covid-19 di Klaten.

Bahkan, selama tiga hari berturut-turut piahknya menjemput warga yang menjalani isolasi mandiri untuk dipindahkan ke tempat isolasi terpusat Asrama Haji Donohudan Boyolali.

"Selama tiga hari berturut-turut kami beserta TNI/Polri atas arahan Bapak Kapolda dan seizin Pak Gubernur menjemput warga yang melakukan isolasi mandiri dibawa ke isolasi terpusat salah satunya memanfaatkan Asrama Haji Donohudan," kata dia.

Baca juga: Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19 di Klaten Kuburkan Peti Mati Kosong, Ini Faktanya

Di sisi lain, pihaknya juga telah menyiapkan tempat isolasi terpusat di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten dengan kapasitas mencapai 1.000 tempat tidur.

"Karena kami lihat dari laporan satgas bahwa terjadi lojakan (kasus) di Klaten ini memang dari klaster keluarga atau kontak erat. Antara yang positif dengan yang negatif saya pantau itu masih dalam satu rumah. Sehingga ini sulit untuk untuk memutus mata rantai penularan," ungkapnya.

Pihaknya pun meminta kesadaran masyarakat mengikuti instruksi pemerintah bersama-sama memutus rantai penyebaran Covid-19 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Baca juga: Tim Pemakaman Jenazah Covid-19 di Klaten Kuburkan Peti Mati Kosong, Ini Kronologinya

"Kami minta kesadaran masyarakat untuk tahu bahwa risiko corona ini memang sangat berbahaya. Selain kondisi BOR yang ada itu sudah sangat terbatas, obat-obatan dengan pandemi ini juga sangat sulit, oksigen apalagi," terangnya.

"Pemerintah mempunyai kebijakan walaupun memang sulit tapi mohon kerja samanya warga untuk mengikuti apa yang menjadi anjuran pemerintah. Karena ini tidak akan berlangsung lama. Kalau masyarakat tidak mau mengikuti apa yang menjadi kebijakan pemerintah ini nanti akan panjang. Kalau disiplin berapa hari nanti akan pulih," sambung dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com