KOMPAS.com - Bripka JA, anggota Polres Belawan, Kota Medan, babak belur diamuk massa.
Hal itu terjadi setelah oknum polisi tersebut melakukan perampasan sepeda motor milik warga di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.
Karena mengalami luka cukup parah dan tak sadarkan diri, oknum polisi yang diduga melakukan pembegalan itu kini dilakukan perawatan di rumah sakit.
Sementara di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, seorang pasien Covid-19 bernama Salamat Sianipar (45) dianiaya warga.
Adapun pemicunya, karena warga tidak terima korban melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.
Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.
Oknum polisi yang bertugas di Polres Belawan, Kota Medan, Bripka JA babak belur setelah diamuk warga.
Kejadian itu terjadi di Desa Pasar V Kebun Kelapa, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Kamis (22/7/2021).
Adapun penyebabnya, karena oknum polisi itu bersama dengan tujuh rekannya melakukan perampasan sepeda motor milik warga.
Warga yang mendengar teriakan korban minta tolong akhirnya memburu para pelaku dan berhasil menangkap Bripka JA.
Saat ini kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian dan Bripka JA dilakukan perawatan di rumah sakit karena tak sadarkan diri.
Baca juga: Rampas Motor Warga, Oknum Polisi Dihajar Massa hingga Tak Sadarkan Diri, Begini Ceritanya
Seorang pasien Covid-19 bernama Salamat Sianipar (45), warga Kabupaten Toba, Sumatera Utara, dianiaya warga.
Penyebabnya, karena warga tidak terima korban melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Keluarga korban yang tidak terima dengan aksi penganiayaan itu lalu melaporkannya ke polisi.
Pasalnya, tindakan warga yang melakukan penganiayaan itu dianggap sudah tidak manusiawi.
"Tulang (paman) saya diikat, diseret dan dipukuli masyarakat seperti binatang," kata Jhosua, keponakan pria dalam video tersebut, saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (24/7/2021).
Baca juga: Paman Saya yang Positif Covid-19 Diikat, Diseret dan Dipukuli Masyarakat seperti Binatang
Kepala Polres Kota (Polresta) Tasikmalaya AKBP Doni Hermawan menemukan seorang pedagang kerupuk tertidur di trotoar bersama anaknya saat razia pelaksanaan PPKM Level 4.
Merasa iba dengan pedagang itu, Doni lalu menghampirinya dan perlahan membangunkannya.
Setelah berdialog dengan pedagang itu, Doni lalu memborong seluruh dagangannya dan meminta bapak tersebut untuk pulang bersama anaknya.
"Saya bangunkan, saya tanya, ternyata bapak itu bersama anaknya asal Ciamis yang setiap hari berdagang kerupuk tradisional gitu, Sangsara nama kerupuknya, keliling di Tasikmalaya. Mungkin karena kelelahan terlelap di trotoar emperan sama anak perempuannya. Karena sudah tengah malam mau subuh, saya beli dan beri ongkos buat pulang ke Ciamis, kasihan," jelas Doni di kantornya, Sabtu pagi.
Ags (32), di Mataram, Nusa Tenggara Barat, ditemukan meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri.
Terungkapnya pasien isoman itu meninggal dunia, saat pihak keluarga hendak mengantarkan makanan.
Keluarga yang mengetahui hal itu sempat syok. Sebab, korban sebelumnya sempat telepon dan kondisinya dianggap baik-baik saja.
"Dia itu isolasi mandiri begitu mengalami flu dan batuk, menempati rumah keluarga yang kebetulan kosong, sempat nelepon kok sorenya, kita enggak percaya tiba-tiba dia sudah meninggal sendirian di dalam kamar," ujar Agung, kakak ipar Ags.
Baca juga: Pria Ini Isoman di Rumah Kosong, Sore Sempat Telepon Keluarga, Malam Ditemukan Meninggal
Sejumlah warga mengamuk dan melakukan perusakan fasilitas di Bandara Deo Sorong, Papua.
Hal itu terjadi karena mereka kecewa setelah mendapat kabar bahwa kedatangan jenazah anggota keluarganya yang tertunda.
Padahal, informasi tersebut diketahui tidak benar dan hanya persoalan kesalahpahaman saja.
"Saya minta kepada masyarakat agar tidak bertindak anarkis seperti membakar ban dan tempat sampah di tengah terminal bandara. Informasi ini kan cuma miskomunikasi seharusnya ditanya dulu jangan langsung marah merusak fasilitas bandara ini sangat disayangkan."ujar Kepala Bandara Domine Edward Osok Sorong Cece Tarya, Sabtu (24/7/2021) pagi.
Aksi amuk warga itu baru reda setelah Wali Kota Sorong turun tangan.
Baca juga: Kedatangan Jenazah Anggota DPR Tertunda, Keluarga Mengamuk dan Rusak Fasilitas Bandara Sorong
Sumber: Kompas.com (Penulis : Maichel, Irwan Nugraha | Editor : Khairina, Reza Kurnia Darmawan, Pythag Kurniati, Candra Setia Budi).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.