BANDUNG, KOMPAS.com - Windy Cantika Aisyah menjadi atlet Indonesia yang menyumbangkan medali pertama dalam Olimpiade Tokyo 2020.
Perempuan asal Kabupaten Bandung ini meraih medali perunggu lewat cabor angkat besi kelas 49 kg putri.
Dia sukses mengangkat beban total 194 kg dengan rincian 84 kg snatch dan 110 kg clean & jerk.
"Saya bangga sekali sama Cantik (panggilan Windy Cantika)," ujar pelatih angkat besi Kabupaten Bandung dan PPLP Jawa Barat, Dewi Nuranis saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (24/7/2021).
Kerap meminta latihan tambahan
Dewi menjelaskan, Cantika aktif bergabung latihan di Kabupaten Bandung sejak usia 11 tahun.
Sejak bergabung, Dewi sudah melihat ada yang berbeda dari diri Cantika.
Berbeda dengan atlet lainnya, Cantika lebih disiplin dan menurut. Ia memiliki kesadaran diri sendiri untuk latihan.
Bahkan, di saat teman-temannya selesai latihan dan memilih pulang ke asrama, Cantika kerap meminta latihan tambahan.
"Cantik kan pulang sekolah pukul 14.30 WIB. Setelah itu ia istirahat atau tidur sebentar. Bada Ashar sekitar pukul 15.30 mulai latihan selesai Maghrib. Nah cantik suka minta latihan tambahan, jadi kami (pelatih) suka memberi 30 menit tambahan latihan," tutur Dewi.
Bahkan ada kalanya, Sabtu-Minggu Cantika tidak pulang dan menghabiskan banyak waktu dengan Dewi. Hal ini untuk menjaga staminanya berlatih di hari Senin.
"Cantik punya kesadaran sendiri. Yang lain main, nongkrong ke mal, Cantik ngabisin waktu di rumah saya. Dia juga anaknya jarang ngeluh," ucap dia.
Baca juga: Viral, Video Pria Positif Covid-19 Diikat, Diseret dan Dipukuli Warga di Kabupaten Toba
Cantik sempat melontarkan beberapa keinginan untuk main. Namun, itu pun jarang sekali dia utarakan. Biasanya Dewi mengobati hal tersebut ketika waktu luang.
"Kalau mendekati kejuaraan, Cantik tahu latihan pasti ketat. Tapi setelah itu dan bila ada waktu longgar, saya yang ajak Cantika jalan-jalan," tutur dia.
Semangat dan disiplin Cantika ini bisa jadi karena ibu sang atlet juga lifter berprestasi. Sehingga Cantika terinspirasi ibunya.
Baca juga: Saya Yakin Waktu Diangkat ke Bed, Istri Saya Sudah Meninggal
Menangis haru
Dewi mengaku, tak henti-hentinya menangis bahagia atas kemenangan Cantika.
Dia tak bisa menahan haru dari saat menonton televisi dan melihat kemenangan Cantika hingga sekarang.
"Usia 19 tahun meraih peringkat tiga dunia sudah sangat luar biasa. Cantik masih punya kesempatan untuk Olimpiade selanjutnya. Kalau sekarang dapat perunggu, mungkin olimpiade selanjutnya dia bisa dapat emas," ucap dia.
Ia berharap, Cantika tidak cepat berpuas diri karena perjalanannya masih panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.