Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di Indonesia, Keluarga Pasien Menunggu Belasan Jam Menunggu Antrean Pemakaman (2)

Kompas.com - 12/07/2021, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

Wabah Covid-19 di Indonesia dan 'kegagalan pengendalian'

Fenomena tingginya kematian di luar fasilitas kesehatan menurut epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, "mencerminkan keparahan pandemi dan kegagalan Indonesia mengendalikan pandemi".

Banyaknya pasien yang meninggal di rumah-rumah ketika isolasi mandiri menandakan buruknya sistem 3T meliputi tracing, testing dan treatment sebagai deteksi dini.

"Ini tentu yang harus kita cegah lebih banyak, karena potensi perburukan masih ada. Karena potensi puncak masih di akhir Juli. PPKM Darurat ini adalah modal, asal dilakukan dengan komitmen tinggi semua pihak, konsisten dan disiplin," tutur Dicky kepada wartawan Nurika Manan yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Baca juga: Permintaan Maaf Ibu Y, Pembuat Video Viral Padang Aman, Tak Takut Corona: Saya hanya Canda-candaan, Mohon Maaf Ya

Keseriusan kebijakan PPKM Darurat harus dibarengi penguatan 3T, vaksinasi dan khusus untuk Indonesia dengan peningkatan visitasi atau program kunjungan rumah. Mengingat, lanjut Dicky, 80%-85% warga yang terinfeksi ada di rumah-rumah.

"Kalau tidak dilakukan, kematian di rumah-rumah akan tinggi. [...] kalau mirip dengan India, tidak. Tapi kalau The Little India, bisa, berpotensi sekali,"imbuh Dicky.

Harapan Dicky senada dengan Wirawan—salah satu warga yang saban hari kini dihadapkan dari jenazah satu ke jenazah lain di rumah-rumah. Ia ingin pemerintah bersungguh-sungguh menghargai dan melindungi nyawa warganya.

Baca juga: Kisah Petugas Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19 di Wonogiri, Dijauhi Tetangga hingga Terpapar Corona (1)

"Harapannya, pemerintah segera bisa mengatasi ini, karena kesehatan itu utama. Pembangunan biar bagaimana juga kalau rakyatnya meninggal semua, ya buat apa?" ucap bapak dua anak tersebut.

"Siapa yang mau nempatin negara? Siapa yang mau diatur, negaranya, kalau rakyatnya nggak ada (banyak yang meninggal)," seloroh Wirawan.

Wartawan di Jakarta, Nurika Manan, dan wartawan di Bandung, Yulia Saputra, berkontribusi untuk artikel ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Wujudkan SDM Unggul, Gubernur Kalteng Sugianto Luncurkan Berbagai Program Pendidikan

Regional
Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Terjatuh Saat Jual Babi di Pasar, Seorang Petani di Sikka Meninggal

Regional
Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan 'Contra Flow'

Jalan Pantura Demak-Kudus Tersendat Lagi, Polisi Belakukan "Contra Flow"

Regional
Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Berencana Kuras Isi Minimarket, Komplotan Bandit sampai Sewa Mobil untuk Kabur

Regional
Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Istri Mantan Bupati Ikut Ramaikan Bursa Pilkada Banyumas

Regional
Viral, Pendaki Nyalakan 'Flare' di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Viral, Pendaki Nyalakan "Flare" di Gunung Andong, Pengelola Merasa Kecolongan

Regional
Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Curhat Anak Korban Pembunuhan yang Mayatnya Disimpan Dalam Koper di Cikarang

Regional
Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com