KOMPAS.com - Anak ketiga pasangan Yulius dan Sri Komariah lahir di Markas Koramil Elelim, Kabupaten Yalimo pada Rabu (30/6/202010).
Bayi perempuan itu lahir saat kedua orangtuanya mengungsi pasca-kerusuhan di Yalimo pada Selasa (29/6/2021).
Yulisa bercerita, di hari kejadian ia dan keluarganya memilih mengungsi karena takut menjadi korban amuk massa.
Baca juga: Diminta Namai Bayi yang Lahir di Pengungsian Yalimo, Kapolda Papua: Saya Beri Nama Martha...
Pada Rabu dini hari, sang istri yang hamil tua mengalami kontraksi. Ia pun melahirkan dibantu dokter yang ada di pengungsian.
"Lahir 30 Juni 2021 jam empat subuh, itu dibantu sama dokter yang ada di pengungsian," ujar Yulius yang saat ini sudah berada di Gedung Tongkonan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Selasa (6/7/2021).
Setelah melahirkan, Yulius dan keluarganya bersama 1.025 pengungsi lainnya dievakuasi ke Wamena pada Senin (5/7/2021).
Baca juga: Cerita Pengungsi Kerusuhan Yalimo Diminta Keluar oleh Massa, Saksikan Rukonya Dibakar
Hingga akhirnya Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri yang mengunjungi para pengungsi di Gedung Tongkonan Wamena pada Selasa (6/7/2021).
Saat itu Fakhiri memberi nama Martha kepada bayi tersebut. Ia mengatakan, Martha adalah nama ibu Fakhiri.
"Biar mudah saya ingat saya beri nama bayi ini Martha karena ini nama ibu saya," ujar Fakhiri sambil menggendong sang bayi, Selasa.
Baca juga: 126 Ruko, 34 Kantor Pemerintahan Dibakar, Kapolda Papua: Kerugian Rp 324 Miliar di Yalimo
Tidak sekadar mudah diingat, bagi Fakhiri nama Martha mewakili perempuan kuat yang sanggup melewati cobaan hidup dengan perkasa.
"Anak ini lahir di tengah pengungsian dan dalam situasi tidak kondusif, semoga dengan nama Martha dia bisa tumbuh menjadi wanita yang kuat," kata Fakhiri yang juga memberikan bantuan popok bagi Martha.
Sementara itu menurut Yohanes Tuku, Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Pegunungan Tengah Papua, ada tiga bayi yang dilahirkan di pengungsian Elelim.
Hingga Selasa (6/7/20201), ada 1.025 pengungsi dari Yalimo yang dievakusi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Baca juga: 250 Pasukan Gabungan Tiba di Elelim untuk Tangani Situasi di Yalimo
Kerusuhan di Yalimo dipicu Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan Erdi Dabi-Jhon Wilil digugurkan dari kepesertaannya dalam Pilkada Yalimo 2020.
Total ada 34 kantor pemerintahan, 126 rumah kios, empat kendaraan roda empat, dan 115 kendaraan roda dua menjadi sasaran amuk massa.
Massa yang diduga pendukung pasangan Erdi Dabi-Jhon Wilil juga menutup akses jalan. Akibat aksi tersebut, kerugian materil diperkirakan mencapai Rp 324 miliar.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dhias Suwandi | Editor : Dheri Agriesta)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.