Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dulu Bilang, Enggak Akan Kena Covid Kita di Kampung, tapi Setelah Positif Bingung Rumah Sakit Penuh..."

Kompas.com - 01/07/2021, 15:10 WIB
Aprillia Ika

Editor

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dalam beberapa pekan ini kasus Covid-19 di Tasikmalaya naik. Meski demikian, masih ada masyarakat di perkampungan Kota Tasikmalaya awalnya tak percaya adanya penyebaran Covid-19.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf, beberapa kali bahkan menyampaikan jika pihaknya masih menemui adanya warga positif Covid-19 yang seharusnya isolasi mandiri di rumahnya malah berkeliaran seenaknya di lingkungannya.

Salah satu warga bercerita, awalnya warga di kampungnya tidak percaya Covid-19. Namun kemudian mereka ada yang kehilangan indera penciuman dan perasa.

Baca juga: Pengakuan Suami Bongkar Makam Istri Positif Covid-19 dan Baru Dikubur 5 Hari: Saya Penasaran

 

Kemudian, hampir semua warga di lingkungan sekitarnya merasakan hal sama seusai berinteraksi tanpa protokol kesehatan.

"Mereka baru bilang, awalnya tak percaya Covid-19, enggak akan kena kita di kampung, bebas aja. Tapi setelah positif, bingung rumah sakit penuh. Katanya, kita mau dirawat dimana ini?" kata Zunarya Kasmita (60), seorang warga asal Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Kamis siang.

"Sudah kejadian baru sadar, sebelum kejadian enggak mau dengar sama sekali," katanya. 

Hal sama diungkapkan, Rimsyah Ananda (47), warga Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, yang menemukan hal sama hampir di tiap perkampungan masyarakat beranggapan bahwa Covid-19 tak berbahaya.

Baca juga: Sebelum Divaksin Saya Was-was Ada Efek Samping, Ternyata Usai Disuntik Tidak Apa-apa...

Ada yang beranggapan, pakai masker hanya untuk ke kota saja supaya tidak ditilang

Mereka menjalani kegiatan sehari-harinya tanpa menjalankan protokol kesehatan.

Bahkan, ada yang beranggapan bahwa memakai masker hanya saat ke wilayah perkotaan saja supaya hanya tak ditilang petugas Kepolisian.

"Kalau di kampung memang kayak gitu. Minim sekali menjalankan prokes. Sudah kejadian baru mereka sadar," kata Rimsyah.

"Bahkan ada yang positif masih bebas saja nongkrong-nongkrong dan bilang bahwa tak akan menular. Ini yang sangat bahaya pendidikan rendah jadi pemicu penyebaran cepat, enggak peduli ke orang lain di sekitarnya," lanjut Rimsyah.

Baca juga: Kasus Aktif Covid-19 Terus Naik, Sekda Tasikmalaya: Waktunya Tegas bagi Warga Bandel

Warga harus dipaksa sadar, jangan tunggu kena baru mengemis minta bantuan

Rimsyah pun mengaku sangat setuju dengan adanya petugas tracing tingkat RT yang akan diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Menurut dia, sesekali masyarakat harus dipaksa sadar dan jangan menunggu sudah terkena positif baru mereka yang tak taat prokes mengemis ingin dibantu penanganannya.

"Setuju, setuju sekali. Mudah-mudahan yang masih berpikiran seperti cepat sadar. Yang kena gejala dan positif Covid-19 itu bukan aib. Tapi, harus diobati dan sadar diri taat prokes supaya tak menimpa orang di dekatnya," ujar dia.

Baca juga: Darurat Covid-19 di Tasikmalaya, Permintaan Tabung Oksigen Naik 300 Persen

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com