Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Zona Merah Covid-19, Padang Pariaman Diminta Tingkatkan Vaksinasi hingga Ruang Isolasi

Kompas.com - 27/06/2021, 19:20 WIB
Perdana Putra,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Untuk kedua kalinya Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, masuk dalam zona merah Covid-19.

Berdasarkan rilis zona Covid-19 yang dikeluarkan Tim Satgas Covid-19 Sumbar, Minggu (27/6/2021), Padang Pariaman menjadi satu-satunya daerah yang berada di zona merah.

Padang Pariaman pernah berada di zona merah dua pekan lalu. Namun, seminggu kemudian mereka keluar dari zona merah.

"Minggu ini kembali ke zona merah," kata juru bicara Tim Satgas Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal yang dihubungi Kompas.com, Minggu.

Jasman menyebutkan, dirinya mengimbau satgas kabupaten dan kota untuk meningkatkan tracing, vaksinasi, dan jumlah ruang isolasi.

Baca juga: Tanggapi Seruan Demo soal Plh Gubernur Papua, Kapolda: Masyarakat yang Unjuk Rasa Akan Ditangkap

"Kasus Covid-19 mesti terus kita tekan dengan meningkatkan tracing, vaksinasi dan pendirian rumah isolasi, terutama di daerah yang berisiko berbahaya seperti Padang Pariaman," kata Jasman.

Berdasarkan rilis yang dikeluarkan Satgas Covid-19 Sumbar, ada 11 daerah yang berada di zona oranye yaitu Kota Solok, Padang, Tanah Datar, Dharmasraya, Sawahlunto, Kabupaten Solok, Bukittinggi, Pesisir Selatan, Agam, Limapuluh Kota, dan Pasaman Barat.

Kemudian tujuh daerah zona kuning yaitu Kota Pariaman, Mentawai, Pasaman, Payakumbuh, Sijunjung, Padang Panjang, dan Solok Selatan.

"Untuk zona hijau tidak ada. Zona merah satu yaitu Padang Pariaman," jelas Jasman.

 

Menurut Jasman, penentuan zona Covid-19 berdasarkan 15 indikator kesehatan masyarakat.

Berikut 15 indikator Kesmas yang dipakai untuk zonasi Covid-19:

1. Penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50 persen)

2. Jumlah kasus aktif pada pekan terakhir kecil atau tidak ada

3. Penurunan jumlah meninggal dari kasus positif selama dua minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50 persen)

4. Penurunan jumlah meninggal dari kasus ODP dan PDP selama dua minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50 persen)

5. Penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS selama dua minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50 persen)

6. Penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS selama dua minggu terakhir dari puncak (target lebih besar sama dengan 50 persen)

Baca juga: Antisipasi RS di Surabaya Penuh, Eri Cahyadi Siapkan Gedung Baru di Asrama Haji untuk Tampung Pasien Covid-19

7. Kenaikan jumlah sembuh dari kasus positif

8. Insiden kumulatif kasus positif per 100.000 penduduk

9. Penurunan laju insidensi kasus positif per 100.000 penduduk

10. Penurunan angka kematian per 100.000 penduduk

11. Jumlah pemeriksaan sample diagnosis mengikuti standar WHO (satu orang diperiksa per 1000 penduduk per minggu) pada level provinsi

12. Jumlah pemeriksaan spesimen meningkat selama dua minggu.

13. Positivity rate kurang dari 5 persen (dari seluruh sampel diagnosis yang diperiksa, proporsi positif hanya 5 persen)

14. Jumlah tempat tidur di ruang isolasi RS rujukan mampu menampung lebih dari 20 persen jumlah pasien positif Covid-19

15. Jumlah tempat tidur di RS rujukan mampu menampung lebih dari 20 persen jumlah ODP, PDP, dan pasien positif Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com