Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Pekerja Jembatan Kabur Saat Diadang KKB, Truk Diberondong Tembakan

Kompas.com - 26/06/2021, 14:56 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali menunjukkan kekejamannya di Kampung Bingky, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua, Kamis (24/6/2021).

Di bawah pimpinan Tendius Gwijangge alias Tendinus Murib, KKB menewaskan empat tukang bangunan dan membuat Obaja Nang, kepala suku setempat, mengalami luka tembak di bagian kaki.

Selain korban-korban tersebut, KKB juga menyerang para pekerja jembatan.

50 pekerja kabur

Para pekerja jembatan yang berjumlah sekitar 50 orang berhasil melarikan diri.

Baca juga: KKB yang Tewaskan Pekerja Bangunan di Yahukimo Diduga Pelaku Pembunuhan 2 Personel TNI

Salah satu pekerja PT Papua Cremona berinisial K, yang melarikan diri dari serangan KKB, mengaku sudah berada di sebuah distrik di Kabupaten Asmat, dengan enam anak buahnya.

Ia mengatakan, perusahaannya sedang mengerjakan pembangunan Jembatan Kali Kupa di Kampung Musumbua.

Pada Kamis (24/6/2021) pagi, rombongan pekerjanya dengan menggunakan tiga unit truk sedang menuju lokasi pengambilan ciping di Brantas.

Namun, sebelum tiba di lokasi, dari kejauhan terlihat tiga orang dengan memegang senjata tajam dan panah sudah berdiri di tengah jalan.

Merasa situasi tidak aman, K yang berada di truk pertama memerintahkan sopir untuk memutar kendaraannya dan melarikan diri.

 

Diberondong tembakan

Ilustrasi penembakanShutterstock Ilustrasi penembakan

Firasatnya benar karena ketika berputar, muncul lagi beberapa orang lainnya ke tengah jalan dan melepaskan tembakan.

"Jadi, sekitar jam 9 pagi, kami tiga mobil dari lokasi proyek mau ke Brantas ambil material ciping. Sampai di kali kami diadang sama OTK, mereka pegang parang sama panah, karena kami tahu orang ini pakai arang hitam dimuka, kami langsung putar mobil dengan jarak mobil dari mereka sekitar 20 meter," kata K, saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (24/6/2021) malam.

Beberapa kali suara tembakan terdengar dari para pelaku.

Peluru sempat mengenai truk ketiga, tetapi tidak berakibat fatal karena kendaraan tersebut masih tetap bisa berjalan.

"Begitu kami putar mobil langsung dia nembak, (ada) bunyi senapan, tang tang tang tang tang, kurang lebih sembilan kali, nah mobil kantor yang paling belakang kena peluru di roda dan dekat spion," kata dia.

Baca juga: 50 Pekerja Bangunan di Yahukimo yang Lari Saat Diserang KKB Sudah Ditemukan, 1 Mandor Masih Hilang

Rombongan tiga truk tersebut kemudian menuju ke lokasi pembangunan Jembatan Kali Kupa untuk menjemput pekerja lainnya agar mereka ikut melarikan diri.

Saat itu, tidak hanya pekerja dari PT Papua Cremona yang melarikan diri, tetapi ada pekerja dari dua perusahaan lain yang ikut kabur dari KKB.

Sehingga, total ada 50 pekerja jembatan yang berusaha kabur dari aksi KKB.

"Kami lari terus dan ambil anak-anak yang di (lokasi) proyek, kami kabur lewat Kali Kapur sampai di Seradala. Di situ kami kumpul lagi, tapi karena jaringan tidak ada, enam orang pergi ke Kampung Bingky untuk cari jaringan. Ternyata kami sudah nunggu sekitar tiga jam, enam orang itu tidak kembali dan yang lari ini malah masyarakat Kampung Bingky yang kasih tahu kami 'ayo lari, di sana sudah ada penyerangan', di situ sudah kami lari sampai di Kali Silet, di situ ada 50 orang," tutur K.

Di lokasi tersebut, terdapat beberapa perahu kecil yang terbuat dari kayu, masyarakat setempat menyebutnya katinting.

Saat itu, waktu sudah mulai gelap dan baru K dan enam anak buahnya yang berani naik ke Katinting untuk kabur dengan menyusuri sungai.

"Di Kali Silet itu ada banyak kendaraan (perahu kecil), karena sudah malam pada takut, akhirnya cuma satu yang berani, itu isinya tujuh orang," kata dia.

Di Kabupaten Asmat, mereka menumpang istirahat di rumah warga.

K mengaku saat itu ia baru melaporkan keberadaan dirinya kepada atasannya yang berada di Jayapura melalui telepon.

Karena hingga Jumat (25/6/2021) pagi, belum ada aparat keamanan terlihat, K bersama enam anak buahnya memilih meneruskan perjalanan menuju Dekai dengan menggunakan perahu sewaan yang berukuran lebih besar dan telah menggunakan motor.

Jumat malam, K memastikan seluruh anak buahnya yang berjumlah 16 orang sudah berada di Dekai setelah ikut menyusuri sungai dengan Katinting dan Speedboat.

Tetapi, masih ada satu pengawas PT Papua Cremona yang menurutnya tidak terlihat dan tidak dapat dihubungi.

"Sekarang kami sudah aman, kami sudah 16 orang dari satu perusahaan, ada satu pengawas yang belum ada kabar," kata K.

 

Dua hari melarikan diri

Aparat keamanan tengah mengevakuasi salah satu dari empat jenazah yang tewas dibunuh KKB di Kampung Bingky, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua, Junat (25/6/2021)Dok Humas Polda Papua Aparat keamanan tengah mengevakuasi salah satu dari empat jenazah yang tewas dibunuh KKB di Kampung Bingky, Distrik Seradala, Kabupaten Yahukimo, Papua, Junat (25/6/2021)

Pada Jumat (25/6/2021) malam, ada 39 pekerja jembatan yang sudah berada di Distrik Dekai yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Yahukimo.

Dari lokasi kejadian menuju Dekai, ada dua alternatif transportasi, yaitu darat dan sungai.

Dengan jalur darat, jarak Seradala ke Dekai sekitar 40 km dengan menyeberangi dua sungai besar.

Sementara jalur sungai, jarak tempuhnya sekitar tujuh jam perjalanan, tergantung dari kondisi air sungai.

Selain itu, lokasi Seradala juga merupakan kawasan perbatasan empat kabupaten, yaitu Yahukimo, Pegunungan Bintang, Asmat, dan Boven Digoel.

Baca juga: Pakai 3 Helikopter, Aparat Keamanan Akhirnya Evakuasi Jenazah Korban Penembakan KKB

Proses pelarian para pekerja jembatan dari Seradala dilakukan selama dua hari.

Sarana komunikasi yang masih minim membuat komunikasi antara korban dan aparat keamanan sulit dilakukan.

Alhasil, para pekerja dapat sampai di Dekai dengan usaha sendiri.

Tidak melihat korban tewas

Hingga di Dekai, K mengaku tidak mengetahui jika ada korban tewas akibat aksi KKB.

Menurut dia, usai dicegat di tengah jalan oleh KKB, ia tidak sempat melihat berapa jumlah para pelaku.

"Saya tidak sempat lihat korban tewas, karena kami lari terus," kata dia.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Kombes Faisal Ramadhani memastikan para korban tewas merupakan para pekerja bangunan yang tengah membangun rumah warga di Kampung Bingky.

 

"Jumlah yang meninggal empat orang, evakuasi sudah berhasil. Kepala suku selamat, tapi luka tembak di bagian paha," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faisal Ramadhani saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (25/6/2021) malam.

Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal memastikan pelaku penyerangan adalah KKB pimpinan Tendius Gwijangge alias Tendinus Murib.

"Pelaku diduga merupakan kelompok kriminal bersenjata pimpinan Tendius Gwijangge alias Tendinus Murib. Saat ini, personel gabungan masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap kelompok kriminal bersenjata," ujar Kamal, di Jayapura, Jumat (25/6/2021).

Pelaku, sambung Kamal, diduga merupakan orang yang sama yang melakukan pembunuhan terhadap dua personel TNI di Distrik Dekai pada 18 Mei 2021.

Baca juga: Profil Tendius Gwijangge, Pimpinan KKB yang Serang dan Sandera Warga di Yahukimo

Dalam kejadian tersebut, pelaku merampas dua unit senjata api jenis SS2 yang dipegang korban.

"Dugaaannya demikian, karena ada informasi senjata yang digunakan (KKB) sama," kata Kamal.

Selain itu, ada juga laporan KKB sempat membawa empat orang warga.

Hanya saja, Kamal belum bisa memastikan kebenaran hal tersebut karena saat aparat keamanan melakukan evakuasi jenazah pada Jumat menggunakan tiga helikopter, keberadaan KKB sudah tidak terlihat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com