Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantah Work From Bali Jadi Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19, Ini Penjelasan Pelaku Pariwisata

Kompas.com - 23/06/2021, 14:16 WIB
Ach Fawaidi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Meningkatnya kasus positif Covid-19 di Indonesia dan Bali pada khususnya, telah menimbulkan kekhawatiran bagi pelaku industri pariwisata dan MICE di Bali.

Program Work From Bali (WFB) yang selama ini menjadi tumpuan harapan terancam akibat adanya peningkatan kasus Covid-19.

“Program ini belum mulai, baru akan berjalan. Meskipun secara sporadis kami melihat sudah mulai ada pergerakan Kementerian/Lembaga BUMN ke Bali secara langsung tanpa melalui kami. Kami hanya berharap tidak berimbas pada pembatasan ke Bali," kata Ketua Bali MICE Forum (BMF), Putu Gede Wiwin Gunawasika dalam keterangan, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: 4.980 Anak di Bali Positif Covid-19, Diduga Terpapar Saat di Luar Rumah

Bantah work from Bali jadi sebab peningkatan kasus

Wiwin menjelaskan, pihaknya keberatan jika WFB dijadikan salah satu alasan peningkatan kasus Covid-19 di Bali.

Ia mengatakan, situasi Covid-19 di Bali masih aman karena sebagian besar wilayah masuk kategori zona hijau dan kuning.

"Jelas kami juga membantah jika efek WFB yang membuat kenaikan Covid di Bali. Kita ini belum ada apa-apa dengan program WFB. Belum ada arrangement (pengaturan) yang masuk melalui kami saat ini,” tuturnya.

Baca juga: Bingung Tak Dapat Ruang Isolasi Covid-19 karena Penuh, Sri: Mau Dirawat di Mana Keluarga Saya Ini

Menurut Wiwin, seluruh objek wisata di Bali telah menjalankan penerapan protokol kesehatan dengan baik.

Apalagi hampir sebagian besar masyarakat Bali sadar bahwa sebagian besar mata pencaharian bertumpu pada pariwisata.

"Persiapan menuju open border pun sudah dilakukan. Sehingga pelaksanaan prokes di Bali sangat ketat pun pengawasannya. Masak iya kami akan merusak periuk nasi kami sendiri,” kata dia.

Baca juga: Happy Kaget, Uang Rp 6 Juta di Rekeningnya Raib Padahal Tak Lakukan Penarikan, Ini Kata Polisi

Ilustrasi Covid-19KOMPAS.COM/HANDOUT Ilustrasi Covid-19
Selain Wiwin, kekhawatiran akan penundaan WFB juga dirasakan oleh Bayu Adisastra.

Pengusaha hotel dan pusat perbelanjaan di kawasan Renon, Denpasar, itu juga khawatir akan terjadi pembatasan pergerakan orang imbas adanya ledakan kasus di luar daerah.

"Kami khawatirkan karena adanya peningkatan kasus di Jawa akan mengakibatkan pembatasan berpergian Kementerian dan Lembaga serta BUMN ke Bali," kata dia.

Baca juga: Penyebab Meningkatnya Kasus Covid-19 di Bali, dari Berlibur hingga Work From Bali

Baginya, program WFB yang sudah mulai dijalankan sudah memberikan dampak terhadap industri yang ia punya.

"Dampaknya sudah mulai terasa meskipun volumenya masih kecil sekali khususnya bagi kawan-kawan UMKM dan pelaku usaha pariwisata. Hotel saya occupancy sempat 25 persen atau terisi 70 kamar,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Partha Adnyana mengajak masyarakat dan semua stakeholder pariwisata untuk tetap bergandengan tangan menciptakan situasi yang kondusif.

Ia juga membantah kenaikan kasus positif Covid-19 di Bali disebabkan karena adanya WFB.

"Saya berbicara dengan data dan fakta di lapangan, bahwa 3 green zone (Sanur, Ubud, Nusa Dua) sebagai rujukan tempat WFB masih sangat terkendali. Dalam situasi saat ini kita justru harus bersatu," kata dia.

"Kalau memang ada yang sakit saat bekerja disini, kita rawat saja. Semua sudah kita siapkan mekanisme nya“ pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

IRT Tewas Tersengat Listrik Jerat Babi Hutan, Polisi Amankan 5 Terduga Pelaku

Regional
Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Cerita di Balik Gol Cantik Witan Sulaeman ke Gawang Yordania

Regional
Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Kebakaran Kapal Ikan Cilacap Renggut 1 Nyawa ABK, Ditemukan Mengambang dengan Luka Bakar di Tubuh

Regional
Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Pilkada Maluku, Anggota DPR RI Hendrik Lewerissa Ambil Formulir di 5 Parpol

Regional
Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com