Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Pasien Covid-19 Terus Berdatangan hingga Liang Lahad Habis

Kompas.com - 23/06/2021, 05:30 WIB
Putra Prima Perdana,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Langkah Dery Romansyah (30) terlihat gontai menapaki tanah merah yang menanjak menuju pintu masuk lahan pemakaman pasien Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Kota Bandung.

Dia menghampiri salah satu rekannya yang sudah lebih dulu tiba.

Baca juga: BERITA FOTO: Tenaga Pikul Beristirahat di Atas Makam Usai Kuburkan Jenazah Pasien Covid-19

 

Sementara di tempat itu, tergeletak satu peti jenazah pasien Covid-19 yang belum dikuburkan.

Baca juga: Cerita Haru Kakak-Adik, Tukaran Baju Bagus Saat Temui Guru untuk Survei Siswa Tidak Mampu

 

Di sekitarnya, beberapa orang keluarga jenazah terlihat menunggu peti tersebut diangkat menuju liang lahad yang sedang digali.

"Sakedap atuh, ngarenghap hela, leleus uy (sebentar, tarik napas dulu, lemas)," kata Dery kepada rekannya yang mengajak untuk langsung mengangkut peti, Selasa (22/6/2021).

Kepada Kompas.com Dery bercerita bahwa hari ini mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 14.30 WIB, dia sudah memakamkan tidak kurang dari 25 jenazah pasien Covid-19.

Tidak hanya hari ini saja, hari-hari sebelumnya pun Dery menguburkan tidak kurang dari 20 jenazah setiap hari.

"Sudah satu minggu ini begini terus, liang lahad sudah habis. Ini juga harus nunggu lubang digali," ujarnya.

Saking banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal belakangan ini, sering kali jenazah mengantre, menunggu liang lahad digali.

"Biasanya liang lahad sudah tersedia. Tapi karena jenazah yang datang minggu ini hebat banget yang datang, yang keteteran tukang gali. Liang lahad terpaksa digali dadakan," jelasnya.

8 jam menggali kubur

Di tengah kesibukan memakamkan jenazah selama sepekan ini, sangat sedikit waktu yang bisa dimanfaatkan Dery untuk beristirahat dalam satu shift kerja. Dery biasa bekerja 8 jam sehari.

"Satu minggu ini kenaikannya drastis. Malah yang awal-awal Covid-19 enggak seperti ini per hari," ujarnya.

Tantangan lain yang juga dihadapi Dery kadang datang dari pihak keluarga jenazah yang rewel meminta agar jenazah dimakamkan dengan baik.

"Kadang ada (keluarga jenazah) juga yang sedikit agak rewel. Tapi mau gimana lagi, ini sudah tugas kita, tetap harus kita laksanakan dan ahli waris kita harus layani dengan baik dan memakamkan jenazahnya dengan baik pula. Kalau bukan kita, siapa lagi yang mau. Capek memang, tapi namanya juga orang kerja, niatnya ibadah karena Allah," tuturnya.

Meski melelahkan, Dery ikhlas menjalankan pekerjaannya.

Anak dan istri menjadi alasan Dery tetap bertahan sebagai pemikul jenazah.

Meski Dery tidak menampik anak dan istrinya sempat khawatir tertular Covid-19 yang dia bawa dari proses pemakaman.

"Paling saya jawab, saya kerja seperti ini, mau gimana lagi. Kalau bukan saya siapa lagi. Doakan saja saya dikasih kesehatan sama Allah dan apa yang kita lakukan jadi ibadah juga buat anak-anak yang jadi tukang pikul," ujar dia.

Mendengar liang lahad sudah selesai digali, Dery dan rekan-rekannya pun langsung berpamitan kepada Kompas.com, melanjutkan kembali pekerjaannya.

Memikul hingga memakamkan jenazah Covid-19 yang mungkin saja masih akan datang lagi pada malam atau keesokan harinya.

Seperti diketahui, Kota Bandung yang termasuk dalam Bandung Raya kini berstatus darurat Covid-19.

Hal ini karena lonjakan kasus di daerah tersebut.

Untuk menekan penyebaran Covid-19, Pemkot Bandung sampai melakukan penutupan jalan pada jam-jam tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Menyoal Perubahan Status Kewarganegaraan Marliah yang Tiba-tiba Jadi WN Malaysia

Regional
Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Susul Sekda Kota Semarang, Ade Bhakti Dijadwalkan Ambil Formulir Pendaftaran Pilkada di PDI-P

Regional
Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Pemuda di Sleman Lecehkan Mahasiswi, Awalnya Diajak Ngabuburit

Regional
Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Kecelakaan Beruntun di Depan KIW Semarang, Satu Pengendara Tewas

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Keterlibatan Anak Bupati Solok Selatan Diselidiki

Regional
Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Tersangka Pembunuh Waria di Sukabumi Ditangkap di Bus Menuju Bogor

Regional
Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Banjir Rob Menyulap Hamparan Sawah di Pesisir Demak Menjadi Lautan

Regional
Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Denny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Daftar ke Partai Nasdem, Sinyal Denny Indrayana Kembali Bertarung di Pilkada Kalsel

Regional
Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Jadi yang Terparah, Banjir Rob di Pesisir Jateng Diprediksi Terjadi hingga Akhir Mei

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com