JEMBER, KOMPAS.com – Di Jember, siapa yang tidak kenal dengan Cilok Edy.
Penjual cilok ini kerap ditemui di berbagai titik di kawasan kampus, seperti di depan kantor DPRD Jember, di depan kampus Universitas Jember dan Universitas Muhamadiyah Jember.
Tak hanya anak-anak yang menyukai Cilok Edy, namun juga mahasiswa hingga orang tua. Bahkan, Cilok Edy sempat memiliki beberapa cabang di Probolinggo dan Bondowoso.
“Dulu di Jember saja ada sepuluh rombong, sekarang tinggal empat rombong,” kata Harsono, pemiliki cilok Edy saat berbincang dengan Kompas.com di rumahnya Sabtu (19/6/2021).
Baca juga: Penjaga Pintu Air Hilang Diseret Buaya, Biasa Beri Makan dan Tak Pernah Usir Hewan Itu
Dalam sehari, Cilok Edy bisa menghasilkan Rp 5.000.000 dari empat rombong itu. Sebelum pandemi Covid-19, dia mampu meraup omset hingga Rp 8.000.000 per hari. Harsono memiliki karyawan sepuluh orang.
Lima orang berjualan langsung menggunakan rombong. Sedangkan lima orang lainnya bagian meracik dan memasak cilok.
Hasil dari berbisnis cilok, Harsono bisa membeli tiga apartemen, 13 rumah kontrakan hingga sawah. Bahkan, dia sudah menunaikan ibadah haji pada 2019 lalu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.