Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Kelimutu, Danau Tiga Warna dan Cerita Konde Ratu serta Rakyatnya

Kompas.com - 12/06/2021, 15:05 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Debit air di salah satu kawah di Danau Kelimutu, Kabupaten Ende, berkurang. Fenomena menyusutnya air di Atambupu, salah satu kawah di Danau Tiga warna itu terjadi sejak satu tahun terakhir.

Airnya mengalami penyusutan sekitar kedalaman lima meter.

Hal tersebut membuat Pemerintah Provinsi NTT meminta intervensi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Dengan harapan, ada riset ilmiah guna mencari tahu penyebab menyusutnya air Danau Kelimutu.

Baca juga: Air Danau Kelimutu Menyusut, Pemprov NTT Minta Intervensi Menteri LHK

Legenda Konde Ratu dan rakyatnya

Danau Tiga Warna berada di Gunung Kelimutu. Tepatnya di Kecamatan Kalimutu, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.

Sesuai namanya, gunung ini mempunyai tiga buah danau kawah dengan warna air yang berbeda-beda.

Danau berwarna biru bernama Tiwu Ata Bupu yang artinya danau orangtua. Danau berwarna merah bernama Tiwu Ata Polo atau danau sihir.

Sementara danau berwarna hijau bernama Tiwu Nuwa Muwi Kou Fai yang artinya danau muda-mudi.

Baca juga: Begini Cara Booking Online Kunjungan ke Taman Nasional Kelimutu

Para peserta sedang mengikuti upacara bendera dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan Ke-75 RI di Puncak Gunung Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Senin (17/8/2020). KOMPAS.com/DOKUMEN BALAI TAMAN NASIONAL KELIMUTU Para peserta sedang mengikuti upacara bendera dalam rangka peringatan HUT Kemerdekaan Ke-75 RI di Puncak Gunung Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, Senin (17/8/2020).
Kelimutu berasal dari dua kata yakni keli yang artinya gunung dan mutu yang artinya mendidih, sehingga Gunung Kelimutu berarti gunung mendidih.

Ada legenda yang menceritakan Konde Ratu dan rakyatnya yang tinggal di puncak Gunung Kelimutu.

Dikutip dari Bobo.grid.id, konon di antara rakyat Konde Ratu ada dua orang yang memiliki ilmu sihir. Mereka adalah Ata Bupu dan Ata Polo.

Keduanya bersahabat dan tunduk pada Konde Ratu. Namun, mereka memiliki dua kebiasaan yang berbeda.

Ata Bupu adalah orang yang baik dan suka melindungi orang lain, sedangkan Ata Polo dianggap penyihir jahat yang suka makan manusia.

Baca juga: Kelimutu Kembali Dibuka, Pengunjung Wajib Booking Online

Suatu hari datanglah sepasang Ana Kalo (anak yatim piatu) yang menemui Ata Bupu untuk meminta perlindungan setelah orangtuanya meninggal.

Ata Bupu pun setuju melindungi mereka, tetapi dengan syarat mereka tak boleh meninggalkan ladang milik Ata Bupu agar tidak dimangsa Ata Polo.

Suatu hari Ata Polo mengetahui keberadaan Ana Kalo dan datang ke ladang milik sahabatnya. Ata Polo akan memangsa anak yatim itu, tetapi berhasil dicegah oleh Ata Bupu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Jelang 'Turun', 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Jelang "Turun", 65 Anggota DPRD Sumbar Gagas Perjalanan ke Luar Negeri

Regional
Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Nobar Piala Asia U-23 di Balai Kota, DLH Solo Sebut Banyak Sampah Berserakan dan Tanaman Diinjak-injak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com