MEDAN, KOMPAS.com - Bibir Ida Herawati bergetar, matanya menyipit sesaat hendak mulai bercerita karena batal lagi berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.
"Saya sedih," katanya memulai pembicaraan.
Baca juga: Gagal Berangkat Haji meski 9 Tahun Menanti, Mulia dan Istri Ikhlas, Memang Berharap Dibatalkan
Perempuan berusia 68 tahun ini kemudian bergegas ke kamar. Suaminya, Marimin yang berusia lima tahun lebih tua dari dia, tetap duduk di kursi ruang tamu, di rumah kontrakan mereka di Komplek Benhil II, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (4/6/2021).
Baca juga: 3 Kali Gagal Berangkat Haji, Hamdi: Sebenarnya Ingin Berangkat, tetapi Mau Bagaimana Lagi...
Mereka hanya tinggal berdua di rumah itu. Anak-anak mereka semuanya sudah berkeluarga. Ada yang tinggal di Medan, ada yang juga yang tinggal di luar daerah.
Tak lama berselang, Herawati keluar dari kamar. Dia menenteng dua tas dan dua lembar baju.
"Ini baju Kakek," katanya sembari menyerahkan baju batik biru kepada suaminya.
Batik itu adalah pakaian khas jemaah calon haji asal Indonesia yang kerap dipakai saat hendak menuju Tanah Suci.
Pasangan suami istri itu menjahitnya sejak tahun lalu. Mereka meminta tolong anak mereka yang tinggal di Pekanbaru, Riau, untuk menjahit setelan yang pas untuk mereka berdua.
Awalnya, baju itu akan dikenakan saat hendak berangkat pada musim haji 2020. Namun, batal gara-gara pandemi Covid-19.
Oleh pemerintah, mereka disuruh menunggu untuk diberangkatkan satu tahun kemudian atau pada 2021.
Keduanya mumupuk sabar dan harap untuk menunggu. Sampai tiba waktunya, Kamis (3/6/2021) kemarin, Marimin tak sengaja mendengar kabar dari televisi bahwa pemerintah kembali meniadakan perjalanan ibadah haji tahun ini.
"Batal lagi, mau gimana lagi," kata Marimin.
Baju yang diserahkan istrinya masih dipegang erat. Sesekali diletakkan di dadanya.
Marimin bilang, dia dan istrinya sudah mendaftar haji sejak Januari 2012. Mereka harus menunggu sembilan tahun lebih untuk diberangkatkan ke Tanah Suci.
Mereka sudah mempersiapkan diri untuk menjadi tamu Allah. Ibadah makin rajin, kesehatan juga dijaga.