Totok menjual satu ketupat yang sudah matang seharga Rp 2.000. Biasanya para pembeli membeli satu ikat yang berisi sepuluh ketupat lengkap dengan sayurnya.
Senada dengan Totok, Joko Purwanto pengrajin ketupat lainnya mengakui omzet penjualannya turun drastis setelah diberlakukan larangan mudik Lebaran.
"Dulu saya bisa menjual 6.000 ketupat dalam sehari. Sekarang laku seribu saja sudah baik," kata Joko.
Tak hanya itu, keuntungan yang diraup pun berkurang karena harga bahan baku ketupat yang naik tahun ini. Bahan baku yang naik seperti janur, beras hingga ketan.
"Kami untung tipis. Tahun lalu masih lumayan meski sudah masuk pandemi," ungkap Joko.
Baca juga: 2 Prajurit TNI Gugur Dianiaya 20 OTK, Senjata Juga Dirampas, Kapolda Papua: Kita Kejar Pelaku
Hal yang sama disampaikan Yeti Setiorini, omzetnya turun karena pemudik tidak pulang ke kampung halaman. Agar tidak merugi, Yeti juga menjual ketupat di Pasar Kojo, Pasar Besar Madiun.
"Ada yang juga yang ambil kemudian jual di online. Itu sangat membantu kami," kata Yeti.
Sementara itu, salah satu warga Kota Madiun yang membeli ketupat untuk dijual lagi, Mudjiah mengatakan, hal itu dilakukan untuk menambah penghasilan keluarga. Ia biasanya berjualan secara online.
“Saya jualnya via online. Kalau ada yang pesan baru saya kirimkan ketupatnya,” ungkap Mudjiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.