Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polda DIY Antisipasi Penyalahgunaan Ambulans Angkut Pemudik

Kompas.com - 05/05/2021, 14:32 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Khairina

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jajaran Polda Daerah Istimewa Yogyakarta mengantisipasi penyalahgunaan mobil ambulans untuk mengangkut para pemudik pada saat diterapkannya larangan mudik mulai tanggal 6-17 Mei 2021.

Dirlantas Polda DIY Kombes Pol Iwan Saktiadi menjelaskan, ambulans menjadi masuk dalam salah satu kendaraan yang akan diantisipasi penggunaannya karena rentan disalahgunakan menjadi travel gelap.

“Pengawasan terhadap ambulans tidak menutup kemungkinan, kita mengantisipasi ya artinya bukan lantas kecurigaan tidak tapi kita  mengantisipasi semua hal tidak menutup kemungkinan,” katanya, Rabu (5/5/2021).

Baca juga: Foto Nani Pengirim Sate Beracun Dalam Tahanan Beredar Luas, Berawal dari Status WA Istri Polisi

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, ia menjelaskan ada beberapa kendaraan yang seharusnya tidak untuk mengangkut penumpang tetapi justru disalahgunakan untuk mengangkut penumpang saat musim mudik berlangsung.

“Kita lihat saja ada model-model orang pakai towing, mobilnya di atas towing terus orangnya ngumpet kan ada. Nah ini juga sama. Trennya sekarang di mana ambulan digunakan mobilitas cukup tinggi untuk mengangkut pasien Covid-19,” ungkapnya.

Dengan mobilitas ambulans cukup tinggi saat masa pandemi Covid-19, pihaknya mengatakan ambulans tidak menutup kemungkinan disalahgunakan untuk mengangkut penumpang yang akan mudik masuk ke DIY.

“Tidak menutup kemungkinan ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi dengan menggunakan ambulans dengan sarana transportasi yang tidak semestinya mengangkut orang sakit atau mobilisasi masyarakat yang sakit,” ujarnya.

Baca juga: Mudik Lebih Awal, Puluhan Pengusaha Warteg Tiba di Kota Tegal

Dirinya menjelaskan, ambulans yang nantinya mendapatkan pengawasan tidak hanya yang dari DIY saja tetapi juga ambulans yang berasal dari luar DIY.

Namun, dalam melakukan penyetopan juga berdasarkan bukti yang kuat tidak serta merta melakukan penyetopan.

“Semuanya. Jadi tentunya berdasarkan dengan bukti permulaan yang cukup ya tidak secara serta merta karena kondisi emergency,” tambahnya.

Dirinya membeberkan, ada beberapa kriteria ambulans yang dicurigai sebagai pengangkut penumpang mudik, seperti pelat nomor kendaraan dari luar Yogyakarta dan menggunakan sirine saat dini hari.

“Seandainya pun kita berhentikan hanya untuk bertanya saya kira tidak mengurangi waktu yang signifikan. Artinya kita ingin mengecek apakah betul ambulan tersebut digunakan untuk orang sakit atau justru tadi disalahgunakan,” kata dia.

jika nanti ditemukan ambulans yang disalahgunakan menjadi pengangkut pemudik, maka pihaknya akan melakukan tindakan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com