SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan peraturan larangan mudik Lebaran pada 6 hingga 17 Mei berlaku bagi semua kalangan masyarakat termasuk santri yang tinggal di pondok pesantren.
Ganjar tidak memberikan dispensasi bagi seluruh santri di Jawa Tengah untuk bisa mudik sehingga potensi kerumunan dapat dicegah.
Menurutnya, tidak ada pengecualian pada kelompok tertentu terkait mudik Lebaran 2021.
Baca juga: Respons Ganjar soal Kematian Covid-19 di Jateng Disebut Tertinggi dalam 3 Hari Berturut-turut
Namun, jika memang harus pulang maka wajib mengikuti regulasi yang ada.
“Enggak ada fasilitasi khusus kepada kelompok-kelompok tertentu. Semua aturannya sama. Jadi kalau mereka memang harus pulang dalam kondisi sesuai dengan regulasi ya ikuti saja di situ," tegas Ganjar di kantornya, Jumat (30/4/2021).
Ganjar menegaskan setiap daerah harus seragam terkait penerapan aturan larangan mudik Lebaran 2021 sehingga tidak menimbulkan persoalan.
"Semua harus sama jangan ada yang beda-beda. Nanti kalau beda-beda kejadiannya akan membikin persoalan," ungkapnya.
Ganjar mengingatkan masyarakat agar berkaca dengan kasus Covid-19 yang muncul di Pati yang berawal dari warga mudik.
Baca juga: 2.000 Orang Masuk Jateng Curi Start Mudik, Ini Langkah Ganjar
Selain itu, klaster penularan Covid-19 di Purbalingga yang muncul dari pondok pesantren.
“Jadi artinya bukan soal yang lainnya, ayo kita jaga diri kita tidak pulang, kalau ada yang sifatnya terpaksa silakan ikuti aturannya, kalau dengan mengikuti aturan saya kira seluruh aturannya sudah ada,” ujarnya.
Ganjar pun menegaskan tidak ada prioritas terhadap kelompok masyarakat tertentu.
“Semuanya sama, di mata hukum sama. Yang tidak sama adalah yang diizinkan oleh regulasi yang ditentukan oleh kementerian maupun satgas,” ucapnya.
Sebagai informasi, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tegal tak melarang santri asal luar kota untuk mudik Lebaran 2021.
Baca juga: ASN DIY yang Nekat Mudik Lebaran Bakal Disanksi Potong TPP
Padahal sebelumnya, di Kota Tegal muncul klaster di salah satu ponpesnya.
Kepala Kemenag Kota Tegal Ahmad Farhan mengatakan, meski diperbolehkan, sebelumnya para santri diberikan pembinaan hingga selanjutnya diantar hingga ke rumah dalam satu kelompok.
"Khusus santri memang tidak dilarang, tetap mudik, tapi ya ketat," kata Farhan, kepada wartawan, Kamis (28/4/2021).
Farhan menjelaskan, para santri yang akan mudik, akan dikoordinasi saat pulang dan dijemput kembali ke pondok nantinya.
Baca juga: Pemkot Solo Terapkan SIKM Saat Larangan Mudik Lebaran 2021
"Sebelum pulang juga harus menjalani tes antigen terlebih dahulu, sehingga sampai rumah harus dipastikan aman," terangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.