Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Guru di Sukabumi Lumpuh Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

Kompas.com - 30/04/2021, 14:21 WIB
Budiyanto ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Lumpuh setelah disuntik vaksin Covid-19, dialami seorang guru honorer bernama Susan Antela (31).

Susan menjalani hampir satu bulan rawat inap di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat.

Warga Dusun Pasir Talaga, Desa Cicadas, Sukabumi, ini mengalami kelumpuhan beberapa menit setelah mendapatkan vaksin dosis kedua.

Saat itu, Susan bersama sejumlah guru lainnya mengikuti vaksinasi di Cisolok pada Rabu (31/3/2021).

"Hampir sebulan dirawat di RSHS Bandung karena mengalami kelumpuhan setelah divaksin Covid-19," ujar paman Susan yang bernama Opi (43) saat dikonfirmasi oleh Kompas.com Jumat (30/4/2021).

Baca juga: Guru di Sukabumi Ini Lumpuh Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

Opi menuturkan kronologi kejadian yang dialami keponakannya itu.

Pada saat disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama, Susan tidak mengalami masalah.

Namun, pada saat penyuntikan kedua, sempat terjadi perdarahan pada bekas suntik.

"Saat divaksin sempat ada keluar darah sedikit," tutur Opi.

Menurut Opi, 10 menit kemudian, Susan yang mengajar seni budaya di SMA Negeri Cisolok itu mengalami pusing dan badannya mulai bergetar.

Petugas Puskesmas Cisolok pada saat itu meminta Susan untuk duduk dan beristirahat sejenak.

"Namun, lama-lama tangan dan kakinya agak kaku. Matanya sedikit berkunang-kunang," kata Opi.

Akibat kondisi tersebut, Susan dibawa ke RSUD Palabuhanratu.

Baca juga: Seorang Guru di Sukabumi Lumpuh dan Sulit Melihat Setelah Vaksinasi, Ini Kata Kadinkes

Setelah mendapatkan penanganan tim medis, akhirnya guru honorer yang sudah 9 tahun mengabdi itu harus dirujuk ke RSHS Bandung.

 

Pada hari itu juga, sekitar pukul 17.30 WIB, Susan didampingi perawat RSUD Palabuhanratu dibawa dengan mobil ambulans menuju Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSHS Bandung.

Sedangkan, Opi bersama keluarga mengikuti dengan mobil pribadi.

"Waktu datang ke RSHS, tangan dan kakinya kaku, tidak bisa bicara, hanya sedikit-sedikit bergerak. Apalagi matanya, buram," kata Opi yang juga Kepala Dusun Pasir Talaga.

Menurut Opi, berdasarkan saran dokter di RSHS Bandung, perawatan Susan harus rutin dilakukan setiap sepekan sekali.

Meski demikian, keadaan Susan saat ini mulai ada kemajuan.

"Kalau sekarang cukup membaik. Bicara agak lumayan, tapi tidak bisa lama. Hanya saja matanya masih buram, tangan dan kakinya bisa digerakkan, tapi tidak bisa berjalan," kata dia.

Opi mengatakan, keluarga sangat berharap agar Susan kembali sembuh dan sehat seperti sebelumnya, meskipun dokter sempat menyatakan bahwa Susan tidak akan sembuh 100 persen.

"Kami keluarga ingin agar Ibu Susan ini kembali sehat dan harus ditangani serius. Hanya saja kami terbentur pembiayaan. Karena Bu Susan ini guru honorer sudah 9 tahun, keluarga mengharapkan agar Bu Susan bisa diangkat pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja," kata Opi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com