Meski begitu, Wakidi menjelaskan, hanya bentuk bangunan yang menyerupai kelenteng. Sedangkan fungsi bangunan itu murni untuk masjid dan tempat dakwah Islam.
“Ini mencontoh kelenteng saja. Pintu-pintunya juga kayak pintu kelenteng ini, tapi fungsinya masjid. Kalau kelenteng kan tempat ibadahnya mereka, saudara kita dari etnis China. Bangunan ini dibuat seperti itu, tapi fungsinya untuk masjid,” jelasnya.
Bangunan masjid itu terdiri dari tiga lantai. Lantai satu berupa basement untuk kegiatan dakwah. Lantai dua untuk tempat shalat bagi laki-laki dan lantai tiga tempat shalat untuk perempuan.
Masjid itu bisa menampung 300 hingga 500 jemaah.
Baca juga: Sempat Ingin Larang Suami Berangkat, Istri Serda Eko: Tidak Seperti Biasanya, tapi Saya Ikhlaskan...
Alfi Ramadhana, salah satu warga yang sedang shalat berjemaah, mengaku tertarik dengan bangunan masjid tersebut.
Sebab, bangunan masjid itu tak seperti biasanya.
“Saya sudah beberapa kali shalat di sini. Ini bentuknya menarik, karena masjid pada umumnya tidak seperti ini, masjid pada umumnya ada kubahnya. Nah, ini masjid bentuknya ada unsur Tionghoa-nya,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.