MALANG, KOMPAS.com – Bangunan itu mirip kelenteng. Berdiri dengan arsitektur khas China dengan dominasi merah.
Namun, fungsi bangunan itu tidak seperti bentuknya. Bangunan itu adalah masjid yang merupakan tempat ibadah umat Islam.
Masjid itu berdiri di kompleks Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM) di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Warga yang mendatangi rumah sakit itu pasti melintas di depan masjid tersebut.
Masjid itu diberi nama Masjid KHM Bedjo Dermoleksono.
Dewan Pengawas RSU UMM, Wakidi mengatakan, masjid itu dibangun pada 2012 bersamaan dengan pembangunan rumah sakit.
Menurut dia, bentuk masjid itu berasal dari ide Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang saat itu masih menjabat sebagai Rektor UMM.
“Idenya dari Pak Muhadjir, didesain oleh Tim Perencanaan dan Pembangunan Kampus UMM. Jadi UMM punya lembaga namanya Tim Perencanaan dan Pengawasan Pembangunan Kampus,” kata Wakidi saat ditemui di RSU UMM, Selasa (27/4/2021).
Desain bangunan masjid itu terinspirasi dari China yang memiliki metode pengobatan tertua. Karena itu, masjid itu dibangun dengan arsitektur bangunan khas China.
“Karena pengobatan yang tertua ada di China. Bahwa pengobatan itu tidak hanya berkiblat ke Eropa, tetapi juga akan berkiblat ke China, Asia Timur ya. Oleh karena itu bangunannya semuanya ini, rumah sakitnya dan masjidnya motif bangunannya seperti bangunan-bangunan China,” jelasnya.
Tidak hanya itu, bentuk bangunan masjid itu juga didasari pada hadis nabi tentang negeri China.
“Rasul (Nabi Muhammad SAW) sendiri pernah menyampaikan bahwa, cari lah ilmu sampai ke negeri China. Juga diilhami oleh itu,” katanya.
Meski begitu, Wakidi menjelaskan, hanya bentuk bangunan yang menyerupai kelenteng. Sedangkan fungsi bangunan itu murni untuk masjid dan tempat dakwah Islam.
“Ini mencontoh kelenteng saja. Pintu-pintunya juga kayak pintu kelenteng ini, tapi fungsinya masjid. Kalau kelenteng kan tempat ibadahnya mereka, saudara kita dari etnis China. Bangunan ini dibuat seperti itu, tapi fungsinya untuk masjid,” jelasnya.
Bangunan masjid itu terdiri dari tiga lantai. Lantai satu berupa basement untuk kegiatan dakwah. Lantai dua untuk tempat shalat bagi laki-laki dan lantai tiga tempat shalat untuk perempuan.
Masjid itu bisa menampung 300 hingga 500 jemaah.
Baca juga: Sempat Ingin Larang Suami Berangkat, Istri Serda Eko: Tidak Seperti Biasanya, tapi Saya Ikhlaskan...
Alfi Ramadhana, salah satu warga yang sedang shalat berjemaah, mengaku tertarik dengan bangunan masjid tersebut.
Sebab, bangunan masjid itu tak seperti biasanya.
“Saya sudah beberapa kali shalat di sini. Ini bentuknya menarik, karena masjid pada umumnya tidak seperti ini, masjid pada umumnya ada kubahnya. Nah, ini masjid bentuknya ada unsur Tionghoa-nya,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.