Selama empat tahun menghuni gubuk derita itu, Suriadi mengaku tak mendapat perhatian dari pemerintah.
"Belum pernah dapat bantuan," katanya.
Bahkan, Suridadi dan keluarganya mengaku tak punya BPJS.
Padahal, dia sangat membutuhkannya ketika anaknya yang paling tua masuk rumah sakit karena tangannya terbakar.
Kini, tangan kiri anaknya menjadi cacat karena tidak punya biaya untuk operasi.
"Dulu tangan kiri anak saya terbakar, lalu saya bawa ke rumah sakit. Tapi, pengobatannya tidak maksimal karena terkendala biaya. Sekarang tangannya jadi cacat," kata Suriadi.
Suriadi menangis histeris ketika melihat kedatangan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil/02 Rambah, Kodim 0313/KPR, Pelda Sahbuki dan Serda Dedy Nofery Samosir.
Ia tak menyangka dua orang prajurit TNI Angkatan Darat (AD) berbaju loreng itu datang ke tempatnya dan membawa bantuan beras.
Sambil menangis, Suriadi memeluk kedua anggota TNI tersebut.
"Saya menangis karena terharu dengan kedatangan bapak-bapak tentara ini. Saya sangat berterima kasih telah dikunjungi dan diberikan bantuan beras. Bantuan ini sungguh berarti bagi kami," ujar Suriadi.