Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampakan Masjid Jami Palopo, Simbol Awal Peradaban Islam, Toleransi dan Keberagaman di Sulawesi Selatan

Kompas.com - 25/04/2021, 16:30 WIB
Amran Amir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com - Penyebaran agama  Islam di Palopo, Sulawesi Selatan, dimulai tahun 1603 masehi oleh datangnya 3 ulama asal Minangkabau, Sumatra Barat yang berlabuh di Luwu, saat ini bernama Muara  Dusun Muladimeng, Desa Pabbaresseng, Kecamatan Bua yang dikenal dengan Monumen La Pandoso.

Ketiga ulama itu adalah Datok Sulaiman  atau biasa disebut Datok Patimang juga bergelar Khatib Sulung, kemudian Abdul Makmur atau  Datok Ri Bandang dengan gelar Khatib Tunggal dan  Abdul Jawad  atau Datok Di Tiro bergelar Khatib Bungsu.

Pemangku adat Luwu, Maddika Bua Andi Syaifuddin Kaddiraja mengatakan Islam masuk secara resmi pada tahun 1603 Masehi, pada masa Datu Luwu ke-15 yakni La Patiware.

Ibukota Kerajaan Luwu saat itu berada di Pattimang Malangke, tiba-tiba dipindahkan ke Palopo.

“Ibukota kerajaan dipindahkan ke Palopo setelah terjadi cekcok internal kerajaan yang diselesaikan secara arif dan bijaksana, saat dipindahkan disaat itulah dibangun juga Masjid Jami Palopo tahun 1604 Masehi,” kata Andi Syaifuddin, saat dikonfirmasi Selasa (20/04/2021) lalu.

Baca juga: Sejarah Pembangunan Masjid Gedhe Mataram Kotagede, Masjid Tertua di Yogyakarta

Perpaduan aneka kebudayaan dalam satu bangunan

Masjid Jami Palopo dibangun di Tanah Ware’  yang artinya masjid ini dibangun di tengah pusat Tana Luwu.

Bangunan  masjid ini memiliki unsur penting yang melekat dalam konstruksi masjid yaitu unsur lokal Bugis, Jawa  bahkan Tiongkok. 

Tak heran jika akulturasi budaya yang melekat pada ornamen masjid kental dengan beberapa daerah seperti  atap rumah joglo Jawa yang berbentuk piramida bertumpuk tiga dan kenampakan dari beberapa ornamen masjid yang nampak dari depan  menyerupai bangunan dari negeri Tiongkok.

Baca juga: Baru 5 Menit Ceramah, Imam Masjid di Palembang Mendadak Terjatuh lalu Meninggal

 

Batu dari gunung direkatkan dengan putih telur

Pengurus Masjid Jami Palopo, Usman Abdul Malla mengatakan Masjid Jami dibangun secara bergotong royong dengan luas 14 x 14 meter,  bahan bangunannya terutama dinding terbuat dari batu yang didatangkan dari gunung.

“Konon katanya oleh masyarakat Palopo bangunan ini direkatkan oleh putih telur, sehingga saling rekat,  selain itu batu yang menjadi dinding masjid ukurannya berbeda  yang merupakan simbol untuk merekatkan persaudaraan,” ucap Usman.  

Dari depan  Masjid Jami Palopo nampak satu pintu utama,  di masjid ini hanya terdapat satu pintu  sebagai simbol keesaan Allah sang pencipta, pada kiri dan kanan pintu utama diapit masing masing tiga jendela atau jumlahnya enam buah yang menandakan simbol enam rukun iman. 

“Secara keseluruhan Masjid Jami dikelilingi 20 buah jendela  yakni di samping kiri 7 buah dan kanan 7 buah  serta depan 6 buah, ini adalah simbol dari 20 sifat wajib bagi Allah, selain itu terdapat 12 buah lubang-lubang kecil  atau jendela bulan yang berukuran kecil, masing masing 6 buah di sebelah kiri dan kanan, adalah sebagai simbol 12 bulan dalam satu tahun,” ujar Usman. 

Di dalam masjid terdapat mimbar  yang menggambarkan akulturasi budaya Jawa dan Tiongkok,  di atas dari mimbar tersebut diatapi dengan kulit kerang yang menggambarkan bahwa penyebaran agama islam di Palopo melalui jalur laut. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Gempa Garut M 6,5 Terasa sampai Kota Serang Banten

Regional
Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Gempa M 6,5 Guncang Garut, Terasa sampai Jakarta

Regional
Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Hadiri Halalbihalal Partai Golkar Solo, Gibran: Diundang Datang, Semua Teman

Regional
Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Kesaksian Pengelola Parkir Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Menembak Setelah Mintai Karcis

Regional
Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Buka Manasik Haji, Bupati Arief: Pemkab Blora Siap Dukung Jemaah dari Persiapan hingga Kepulangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com