Selain pembersihan ceceran minyak, Cellica juga memastikan dilakukannya pemulihan lingkungan. Pemulihan itu akan dilaksanakan setelah kajian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) selesai.
"Kemarin baru dikirim spesimen-spesimen, hasilnya seperti apa nanti akan sampaikan kepada teman-teman," ucap dia.
Celica juga meminta PHE menghitung dampak ceceran minyak terhadap lingkungan maupun masyarakat.
"PHE nantinya harus bisa berhitung terhadap dampak baik itu lingkungan maupun masyarakat,'' ujar Cellica.
Corporate Secretary Pertamina Subholding Upstream Whisnu Bahriansyah mengatakan, pihaknya berupaya mewujudkan target pembersihan ceceran minyak sesuai permintaan Bupati Karawang.
"Kalau misalnya arah angin tidak berubah dan cuaca (cerah), tiga minggu bisa (diselesaikan)," ujar Whisnu.
Baca juga: 395 Kendaraan dari Bogor dan Jakarta Disuruh Putar Balik di Tol Cileunyi dan Soroja
Setelah pembersihan ceceran minyak tuntas, kata Whisnu, akan dilanjutkan dengan pemulihan lingkungan. Pembersihan melibatkan stakeholder terkait, termasuk masyarakat dan nelayan.
"Kita quick respon pembersihan minyak di sini. Habis itu kita pemulihan. Yang penting ini gak ada minyaknya dulu," ujar dia.
Diketahui, ceceran minyak kembali muncul di perairan dan sejumlah pantai di Karawang akibat kebocoran pipa di sekitar area BZZA, atau sekitar 15 mil dari bibir pantai Karawang.
Kebocoran terjadi pada 15 April 2021 sore. PHE ONWJ mengeklaim telah menutup pipa untuk menghentikan aliran minyak dan berhasil menangani kebocoran yang terjadi.
Sejumlah pantai yang terdampak ceceran minyak di antaranya pantai Desa Sedari dan Desa Cemarajaya di Kecamatan Cibuaya, Desa Sungaibuntu di Kecamatan Pedes, Desa Tanjungsari di Kecamatan Cilebar, dan Pantai Pasir Putih Desa Sukajaya di Kecamatan Cilamaya Kulon.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.