Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Politik Denny Indrayana Jelang PSU Tuai Kritik dari Tokoh Muda Kalsel

Kompas.com - 16/04/2021, 09:49 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Gaya politik Denny Indrayana jelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Kalsel menuai kritik.

Kumpulan tokoh muda Kalsel yang tergabung dalam Forum Pemuda Banua Bersatu menilai, Denny bisa memecah belah masyarakat Kalsel dengan gaya politiknya tersebut.

Gaya politik yang dimaksud adalah, Denny kerap melontarkan tuduhan politik uang dan fitnah kepada pesaingnya, Sahbirin Noor.

Baca juga: Temui Gubernur Kalsel, KPU Laporkan Kekurangan Dana Rp 5,4 M untuk PSU

Salah satu koordinator Forum Pemuda Banua Bersatu, Rikval Fachruri mengatakan, tuduhan dan fitnah itu sebagai opini yang sengaja dibuat padahal tak bisa dibuktikan.

Tak jarang, tudingan itu diunggah ke media sosial milik Denny dan membuat masyarakat resah.

"Denny Indrayana yang bergelar profesor hukum tata negara agar melapor secara resmi ke Bawaslu jika memang merasa dicurangi atau mengetahui adanya kecurangan sehingga tak perlu terus berkoar di media sosial yang justru meresahkan masyarakat," ujar Rikval Fachruri kepada wartawan, Kamis (15/4/2021).

Rikval melanjutkan, selain menyerang pesaingnya dengan tuduhan politik uang,

Denny juga sering menuduh Sahbirin Noor kerap berkampanye terselubung di daerah PSU.

Padahal. kata Rikval, Denny sendiri yang kedapatan bersafari shalat subuh keliling di salah satu Mesjid di daerah PSU.

Baca juga: DPT di 6 Kecamatan yang Lakukan PSU Pilkada Kalsel Dipastikan Tak Bertambah

Safari shalat subuh keliling itu bahkan berujung kegaduhan antara salah seorang timses Denny dan warga.

"Ini kan maling teriak maling," tegasnya.

Tak berhenti sampai di situ, Denny juga dianggap mengerahkan tokoh penting dari Jakarta untuk membantunya memenangkan PSU Pilkada Kalsel.

Sejumlah nama-nama tenar seperti mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah, dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani datang ke Kalsel.

Selain itu, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bahkan memerintahkan Demokrat Kalimantan Tengah (Kalteng) juga datang ke Kalsel untuk membantu Denny.

Forum Tokoh Muda Banua Bersatu menilai, elit-elit Jakarta tersebut punya kepentingan terselubung.

"Ada kepentingan apa semua itu datang ke Kalsel?. Kami mengimbau masyarakat merapatkan barisan menjaga Banua dari intervensi elit-elit Jakarta atau luar Kalsel yang memiliki kepentingan tersembunyi," ucapnya.

Terakhir, Rikval mengajak masyarakat Kalsel, khusunya yang tinggal di daerah PSU untuk tidak cepat menyerap informasi dari Denny yang kebenarannya tidak bisa dibuktikan agar tak gampang terprovokasi.

"Mengimbau kepada masyarakat agar tak terprovokasi dan mengabaikan berbagai pernyataan yang berisi tudingan atau fitnah yang membingungkan dan berpotensi menimbulkan keresahan dan konflik terkait pelaksanaan PSU 9 Juni nanti," pungkasnya.

Sebagai informasi, Mahkamah Konstitusi (MK) memerintahkan KPU Kalsel untuk menggelar PSU di lima kecamatan di Kabupaten Banjar, satu kecamatan di Kota Banjarmasin dan 24 TPS di Kabupaten Tapin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com