Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Terdampak Pembangunan Sirkuit Mandalika, Angkat Kaki dari Tanah Kelahiran Saat Puasa

Kompas.com - 15/04/2021, 05:02 WIB
Fitri Rachmawati,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Warga Dusun Ebunut, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, sedang sibuk membereskan bangunan rumah mareka.

Dusun tersebut berada di tengah lintasan sirkuit, jaraknya dengan trek lurus sangat dekat.

Kini, tersisa 50 kepala keluarga (KK) di dusun tersebut. Semula, kampung itu ditempati 250 KK.

Warga yang tersisa di kampung itu sedang sibuk membongkar bangunan rumah mereka. Menyelamatkan harta benda yang masih bisa diselamatkan.

Sebab, ITDC memberikan tenggat waktu agar mereka angkat kaki pada Kamis (15/4/2021).

"Awalnya kami diberikan tenggat waktu, tapi kemaren mereka meminta kami semua untuk angkat kaki dari sini, harus pergi, diberi waktu sampai hari Kamis, akan digusur," Kata Damar (43), salah-seorang warga yang masih bertahan, Senin (12/4/2021).

Damar dan istrinya, Lucile Job, terlihat sibuk mengemas barang-barangnya. Damar menikahi Lucile yang merupakan warga negara Perancis sekitar lima tahun lalu, mereka memilki tiga anak.

Lucile merasakan kesedihan suaminya dan warga sekitar. Mereka sangat berat meninggalkan tanah kelahiran mereka.

Baca juga: Resmi, MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika Diundur ke 2022

"Aku akan kehilangan tanah tempat aku dilahirkan, sedih sih, jujur sangat sedih, tapi kami bisa apa, tanah saya seluas 4.800 m2 hanya diakui 3.300 m2," kata Damar kecewa.

Damar membongkar sendiri rumah dan bungalo yang dikelolanya selama ini. Dibantu beberapa orang, ia membongkar bangunan itu dengan perasaan kecewa.

"Di sini saya lahir, tumbuh dan berjuang bersama keluarga, dan sekarang semua berakhir, harus pergi dari sini," katanya dengan suara bergetar.

Damar menjelaskan, tanah seluas 4.800 m2 itu merupakan peninggalan orangtuanya. Namun, ITDC hanya mengakui tanah seluas 3.300 m2. 

Untuk penggantian lahan tersebut, Damar mendapat Rp 75 juta/100 m2 dengan nilai total Rp 2,5 miliar.

Bungalo yang dimiliki Damar hanya dibayar dengan harga di bawah normal, tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan saat membangunnya.

Damar menambangkan, mengikuti peraturan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) bangunan hotel dan bungalo dihargai Rp 2,5 juta per meter. Namun, harga saat ini dihitung Rp 1,8 juta per meter. Damar pun merasa rugi.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang Berawan

Regional
Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Setelah Nasdem, Bupati Solok Daftar ke Demokrat untuk Maju di Pilgub Sumbar

Regional
Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Anak Disabilitas di Ambon Ditemukan Kurus Penuh Air Kencing, Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

6 Kali Terpilih Jadi Anggota DPRD, The Hok Hiong: Pemilu 2024 yang Terakhir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

PKS dan Golkar Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Sumbawa 

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 5 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com