Diakuinya mengajar anak-anak yang istimewa memang tidak mudah. Namun hal itu bukan menjadi kendala.
Ustaz Abu Kahfi lebih melihatnya sebagai sebuah tantangan.
"Tantangan pertama bagaimana berinteraksi dengan mereka, nyambung dengan mereka, mengarahkan mereka, mendidik mereka. Tantangan yang luar biasa mencari SDM yang bisa sehati dengan mereka, tidak semua orang bisa nyambung hatinya dengan mereka," ujarnya.
Baca juga: Truk Tabrakan di Jalan Magelang-Purworejo, Seorang Santri Tewas dan Puluhan Luka
Menurutnya saat ini di pondok pesantren Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom ada 59 orang santri. Usia termuda 6,5 tahun dan yang tertua 28 tahun.
Para santri ini berasal dari berbagai daerah baik DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Lampung, hingga Kalimantan.
"Saya tidak hanya mengajar, mereka setelah masuk pondok saya anggap sebagai anak-anak saya. Kalau mereka kita posisikan sebagai murid, akan ada sekat, kami tidak ada sekat dengan mereka," tegasnya.
Baca juga: Cerita di Balik Foto Santri Peluk dan Cium Sepeda Motor di Kantor Polisi
Di pondok pesantren Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom para santri tidak hanya belajar agama. Namun juga mengajarkan pendidikan formal.
"Kita bekali pendidikan formal, harapanya setelah lulus dari sini, mereka mengantongi ijazah hingga paket C. Ponpes yang seperti ini baru kita ini, yang pertama, ada di Temanggung tapi konsepnya lain, metodenya oral kan, kalau kita hijaiyah dari Arab Madinah sana," sebutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.