Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ponpes Tunarungu di Sleman, Baca Al Quran Dengan Bahasa Isyarat

Kompas.com - 13/04/2021, 19:52 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Suasana tenang terasa di Dusun Kayen, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Di Dusun Kayen ini terdapat sebuah Pondok Pesantren Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom. Pondok pesantren ini menggunakan dua bangunan yang bersebelahan.

Sebuah rumah yang terbuat dari kayu dengan model Joglo digunakan untuk santri laki-laki. Sedangkan bangunan di sebelahnya khusus untuk santri perempuan.

Dalam bangunan Joglo, tampak santri yang rata-rata masih berusia anak-anak duduk dengan rapi. Mereka terlihat sedang membaca Al Quran dengan menggunakan bahasa isyarat.

Baca juga: Gubernur Banten Laporkan Dugaan Korupsi Pemotongan Dana Bantuan Ponpes

Di depan mereka tampak duduk dan memperhatikan para santri. Dia adalah Ustaz Abu Kahfi yang merupakan pengasuh sekaligus pendiri Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom.

"Pondok Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom ini berdiri 1,5 tahun yang lalu," ujar Ustadz Abu Kahfi saat ditemui Kompas.com di Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom, Kamis (09/04/2021).

Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom ini awalnya berada di Kabupaten Bantul.

Setelah itu 2,5 bulan yang lalu pindah ke Dusun Kayen, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

Ponpes ini para tunarungu belajar tahfiz Al Quran.

Diceritakanya, didirikanya Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom berawal dari keprihatinan yang dirasakan sekitar 12 tahun lalu.

Baca juga: 14 Santri Ponpes di Klaten Positif Covid-19, Bermula dari Satu Santri Alami Anosmia

Ustaz Abu Kahfi melihat banyak tunarungu yang awam tentang pengetahuan agama.

Saat pindah ke Yogyakarta, Ustaz berusia 47 tahun ini mewujudkan ke inginanya mendirikan Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom.

Mengajar anak-anak yang istimewa lanjutnya memang harus mengerti dan memahami bahasa mereka. Ustaz Abu Kahfi mengaku belajar secara otodidak.

Awalnya pemuka agama berusia 47 tahun ini bertemu dengan dua orang anak tunarungu saat di Jakarta.

Kedua anak tersebut lantas diajak ke pondok pesantren di Bandung.

"Awalnya belum belajar agama dulu, saya korek dulu bagaimana belajar isyarat dulu. Saya ajak mereka olah raga bareng anak-anak santri, sebulan Alhamdulillah saya sudah nyambung bahasa mereka," tegasnya.

Setelah itu, Ustaz Abu Kahfi sering mengajak ke rumahnya.

Baca juga: Terinspirasi Gibran, Mantan Wabup 42 Hari Bikin Pesantren Vokasi

Seiring berjalanya waktu, Ustaz Abu Kahfi sering diundang untuk berceramah dengan menggunakan bahasa isyarat.

"Setiap mereka ada acara selalu panggil saya untuk memimpin doa, memberikan ceramah dengan bahasa isyarat. Lama-lama bahasa saya diakui di kalangan mereka, dan bahkan kalau saya lagi ngomong (bahasa isyarat) katanya bapak tuli ya," tuturnya.

Tak berhenti di situ, Ustaz Abu Kahfi juga mengajarkan bahasa isyarat kepada istri dan anaknya. Sehingga keluarganya saat ini bisa bahasa isyarat.

"Adik, kerabat-kerabat saya libatkan untuk berbaur dengan tunarungu sehingga mereka bisa berbahasa dengan baik," urainya.

Ustaz Abu Kahfi mengungkapkan bahasa isyarat biasa dengan isyarat untuk membaca Al Quran berbeda.

Baca juga: Soal ASPD Matematika Bocor, Kepsek dan Guru SMP 4 Depok Sleman Dinonaktifkan

Karenanya, laki-laki asal Bandung ini memperdalam ilmunya dengan belajar di Madinah.

"Saya kan sering mengantar jamaah umroh. Saya belajarnya sama orang sana di Madinah belajar hijaiyah untuk tunarungu," tuturnya.

Di Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom ini para santri belajar secara bertahap untuk hafalan Al Quran. Mereka mulai belajar dari mengenal huruf hijaiyah.

"Mengenal huruf hijaiyah, menguraikan, menyambung huruf, bagimana membaca, kemudian menghafal Al Quran, setelah bahasanya meningkat, mereka diajarkan keilmuanya, fiqihnya dan yang lain-lain," bebernya.

Diakuinya mengajar anak-anak yang istimewa memang tidak mudah. Namun hal itu bukan menjadi kendala.

Ustaz Abu Kahfi lebih melihatnya sebagai sebuah tantangan.

"Tantangan pertama bagaimana berinteraksi dengan mereka, nyambung dengan mereka, mengarahkan mereka, mendidik mereka. Tantangan yang luar biasa mencari SDM yang bisa sehati dengan mereka, tidak semua orang bisa nyambung hatinya dengan mereka," ujarnya.

Baca juga: Truk Tabrakan di Jalan Magelang-Purworejo, Seorang Santri Tewas dan Puluhan Luka

Menurutnya saat ini di pondok pesantren Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom ada 59 orang santri. Usia termuda 6,5 tahun dan yang tertua 28 tahun.

Para santri ini berasal dari berbagai daerah baik DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali, Lampung, hingga Kalimantan.

"Saya tidak hanya mengajar, mereka setelah masuk pondok saya anggap sebagai anak-anak saya. Kalau mereka kita posisikan sebagai murid, akan ada sekat, kami tidak ada sekat dengan mereka," tegasnya.

Baca juga: Cerita di Balik Foto Santri Peluk dan Cium Sepeda Motor di Kantor Polisi

Di pondok pesantren Rumah Tahfidz Tunarungu Darul A’Shom para santri tidak hanya belajar agama. Namun juga mengajarkan pendidikan formal.

"Kita bekali pendidikan formal, harapanya setelah lulus dari sini, mereka mengantongi ijazah hingga paket C. Ponpes yang seperti ini baru kita ini, yang pertama, ada di Temanggung tapi konsepnya lain, metodenya oral kan, kalau kita hijaiyah dari Arab Madinah sana," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Terjerat Kasus Fidusia, Seorang PNS di Salatiga Ditangkap Polisi

Regional
Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Kakek yang Hilang di Pantai Rogan Flores Timur Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Perampok Bersenjata Api yang Gasak Toko Emas di Blora Masih Buron

Regional
Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Dugaan Dosen Joki di Untan Pontianak, Mahasiswa Tidak Kuliah tapi Tetap Dapat Nilai

Regional
Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Lebaran Kelar, Harga Bumbu Dapur Terus Melambung di Lampung

Regional
Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Dendam dan Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan Wanita Penjual Emas di Kapuas Hulu

Regional
Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Kerangka Manusia Kenakan Sarung dan Peci Ditemukan di Jalur Pendakian Gunung Slamet Tegal, seperti Apa Kondisinya?

Regional
Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Bupati Purworejo Temui Sri Sultan, Bahas soal Suplai Air Bandara YIA

Regional
Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Prabowo Minta Pendukungnya Batalkan Aksi Damai di MK Hari Ini, Gibran: Kita Ikuti Aja Arahannya

Regional
Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Pimpin Apel Bulanan Pemprov Sumsel, Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Apresiasi hingga Ajak Pegawai Berinovasi

Kilas Daerah
Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Suami Bunuh Istri di Riau, Sakit Hati Korban Hina dan Berkata Kasar ke Ibunya

Regional
Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni  Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Di Hadapan Ketua BKKBN Sumsel, Pj Ketua TP-PKK Tyas Fatoni Tegaskan Komitmen Turunkan Prevalensi Stunting

Regional
Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Banyak Pegawai Tak Gunakan Seragam Korpri Terbaru, Pj Wali Kota Pangkalpinang: Kalau Tak Mampu, Saya Belikan

Regional
Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Warga 2 Desa Diimbau Waspada Banjir Lahar Gunung Lewotobi Laki-laki

Regional
Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Petugas Rutan Tangkap Pengunjung Selundupkan Sabu ke Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com