KOMPAS.com - Gempa M 6,1 di Malang, Jawa Timur, menyisakan kisah pilu bagi Pujiati (50).
Rumahnya yang berada di Dusun Krajan, Desa Majangtengah, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang ambruk akibat gempa pada Sabtu (10/4/2021).
Sebagai seorang petani, Pujiati kini merasa tidak memiliki apa-apa lagi setelah tempat tinggalnya luluh lantak oleh gempa.
"Lemes kabeh (lemas semua), kan jadi tidak punya rumah, tidak punya apa-apa. Saya bertani. Saya orang tidak punya," kata dia pilu.
Mulanya, ketika gempa magnitudo 6,7 terjadi pada Sabtu (10/4/2021) siang, Pujiati sedang duduk di depan rumahnya.
"Saya duduk di depan pintu sama anak putu (cucu)," katanya, Minggu (11/4/2021).
Tiba-tiba dia merasakan getaran gempa.
"Waktu ada grek-grek (guncangan gempa) kan agak banter (kencang), keluar semua," tuturnya.
Getaran gempa Malang terjadi dua kali. Getaran kedua terasa lebih kuat dibanding yang pertama.
Tak lama setelah menyelamatkan diri dari getaran gempa pertama, tiba-tiba getaran kedua terjadi.
Kuatnya goncangan membuat rumah Pujiati ambruk di depan matanya.
"Ada di sini (depan rumah) terus ada getaran lagi banter. Terus ambruk," tuturnya.
Kini Pujiati terpaksa menumpang tinggal di rumah tetangganya.
Baca juga: Detik-detik Bripka M Bergulat dengan Penjahat hingga Hanyut di Sungai, Sempat Lambaikan Tangan
Sutrisno melihat sendiri detik-detik rumahnya ambruk.
"Rumah saya langsung roboh. Ada gempa langsung ambruk 100 persen," katanya.
Saat gempa, Sutrisno sedang berada di dalam rumah dan beruntung bisa berlari keluar rumah.
Rumah berusia 15 tahun itu sudah tidak bisa ditempati lagi.
Baca juga: Sebelum Bunuh Temannya, Pelaku Bertanya ke Korban Apa Sudah Makan?
Gempa bumi mengguncang Malang dan wilayah di sekitarnya.
Getaran gempa magnitudo 6,7 itu bahkan juga dirasakan di provinsi lain seperti Bali, DIY dan Jawa Tengah.
Pusat gempa berada 96 kilometer di arah selatan Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Gempa berpusat di lepas pantai dengan kedalaman hingga 80 kilometer.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno, jenis gempa yang terjadi adalah gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi.
Hal itu diketahui berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault,” ujarnya melalui siaran pers BMKG, Sabtu (10/4/2021)
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor : Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.