BOYOLALI, KOMPAS.com - Sebuah video aksi dalang merusak salah satu perangkat gamelan menggunakan palu di depan rumahnya viral di media sosial (medsos).
Video berdurasi 29 detik itu diunggah oleh pengguna akun Facebook Dalange Wartoyo New IV pada empat hari lalu.
Hingga Jumat (2/4/2021), video itu sudah ditonton hingga 15.000 kali, 73 kali dibagikan dan 153 komentar.
"Setahun wis ora olih pentas, gamelan didol ora payu, didol rosok wae (setahun tidak bisa pentas, gamelan dijual tidak laku, dijual rosok saja)," ucapnya pria itu dalam video viral.
Baca juga: Sengaja Picu Korsleting Listrik, Dua Napi di Bangka Barat Kabur
Diketahui sosok pria yang merusak gamelan dengan menggunakan palu dalam video itu adalah Ki Dalang Gondho Wartoyo.
Warga Dukuh Bulu RT 004, RW 003 Desa Tegal Giri, Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah sengaja merusak gamelan sebagai salah satu bentuk penyampaian aspirasi kepada pemerintah.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada Maret 2020 lalu, banyak seniman dalang yang tidak bisa pentas wayang.
"Aksi mukulin kempul (salah satu perangkat gamelan) itu aksi protes pelaku seni terhadap kebijakan pemerintah yang belum menguntungkan ke pelaku seni," kata Ki Wartoyo ditemui Kompas.com di rumahnya Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.
Sudah banyak aksi penyampaian aspirasi yang dia lakukan kepada pemerintah agar pelaku seni terutama dalang bisa tetap pentas di tengah pandemi Covid-19 dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan ketat.
Aksi penyampaian aspirasi yang dia lakukan tersebut dengan cara dalang di atas genteng, dalang di sawah, dalang di makam dan lainnya.
"Itu aksi protes saya agar diperhatikan pemerintah. Agar diperhatikan pemerintah sehingga bisa menguntungkan untuk pelaku seni dan bisa berkarya mencukupi untuk keluarganya," kata Koordinator Seniman Nusantara Jawa Tengah.
Baca juga: Sandiaga: Desa Wisata Kabupaten Semarang Akan Jadi Pendukung Destinasi Unggulan
"Jadi aksi kemarin itu dikatakan frustasi ya frustasi. Iya, ya tidak. Biar didengar yang pemangku kebijakan," sambung bapak enam anak tersebut.
Wartoyo mengungkap, sejak pandemi Covid-19 banyak job pentas yang harus dia batalkan.
Padahal sebelum ada pandemi, Wartoyo yang memulai karirnya sebagai dalang pada 1993 ini mengaku dalam satu bulan bisa 20-28 kali pentas.
Pentas wayang ini tidak hanya di daerah Solo dan sekitarnya. Tetapi di berbagai daerah di Indonesia.