TERNATE, KOMPAS.com - Polres Halmahera Tengah dibantu Polda Maluku Utara menggelar prarekonstruksi kasus dugaan tindak pidana pembunuhan yang dilakukan suku pedalaman di hutan Halmahera Tengah, tepatnya di tanah merah Kali Gwonle, Desa Masure, Kecamatan Patani Timur.
Kabidhumas Polda Maluku Utara Kombes Pol Adip Rojikan mengatakan, prarekonstruksi dilakukan di Kali Beb Desa Pantura Jaya, Kecamatan Patani Utara, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Menurut Adip, pelaksanaan prarekonstruksi merupakan upaya penyidik agar mendapat gambaran nyata peristiwa pembunuhan tersebut.
Adegan yang diperagakan sejumlah anggota Polri itu dilakukan berdasarkan keterangan saksi mata yang melihat langsung insiden itu.
"Prarekonstruksi dilakukan di Kali Beb, Desa Pantura Jaya, Kecamatan Patani Utara, yang melibatkan personel Direktorat Reskrimum Polda Malut dan Satuan Reskrim Polres Halmahera Tengah serta para saksi," kata Adip Rojikan dalam keterangannya, Rabu (31/3/2021).
Menurutnya, terdapat 11 adegan yang diperagakan dalam prarekonstruksi itu. Seluruh korban meninggal, pelaku, dan saksi, diperankan oleh penyidik Polri.
Dalam prarekostruksi, kata Adip, penyidik juga menghadirkan sejumlah warga yang selamat dari insiden itu sebagai saksi.
Mereka menjelaskan posisi pelaku dan korban, serta peristiwa penyerangan tersebut.
Dengan dilakukannya prarekonstruksi ini, kata Adip, ada progres bagus menuju gelar perkara dan peningkatan status penyelidikan.
Polda Malut juga mengimbau seluruh masyarakat mempercayakan pengusutan kasus tersebut kepada polisi.
"Mari saling jaga satu sama lain, agar situasi tetap kondusif," tambahnya.
Sebelumnya diberitakan, tiga warga ditemukan tewas penuh luka di dalam hutan di Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Ketiganya bernama Risno, Yusuf Kader, dan Masani.
Baca juga: Perjuangan Tim Mengevakuasi 3 Jenazah di Hutan Halmahera, Lewati Medan Berat hingga Perangkap Bambu
Kapolres Halmahera Tengah, AKBP Nico Setiawan menjelaskan, pada Sabtu (20/3/2021), ada tujuh orang yang terdiri dari enam warga sipil dan satu personel TNI masuk ke dalam hutan.
Mereka mengaku hendak mendulang emas. Namun, tiba-tiba saat beristirahat, rombongan dihujani anak panah.
Sebanyak empat orang dari anggota rombongan berhasil selamat dan melarikan diri. Sementara tiga orang yaitu Risno, Yusuf Kader, dan Masani, tewas di lokasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.