Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Bupati Klaten untuk Penerima Uang Pengganti Lahan Tol Solo-Yogya: Jangan Boros

Kompas.com - 15/03/2021, 16:09 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com- Masyarakat Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang lahannya terkena dampak proyek pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta diimbau bijak saat membelanjakan uang yang diperoleh dari ganti untung pemerintah pusat.

Hal tersebut disampaikan Bupati Klaten Sri Mulyani ditemui usai menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin (15/3/2021).

"Jangan membeli yang diinginkan, tapi belilah yang dibutuhkan. Intinya jangan boros-boros saja," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Dapat Ganti Rugi Proyek Tol Yogya-Solo, Ini yang Dilakukan Warga Boyolali

Sri Mulyani juga meminta masyarakat memanfaatkan uang pengganti lahan dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan yang bermanfaat.

"Lebih baik dimanfaatkan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga ekonomi masyarakat yang terkena dampak akan lebih baik setelah lahannya kena dampak," sambung dia.

Dia menyebut bidang tanah yang terkena dampak proyek pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta sebagian besar adalah lahan persawahan.

Biasanya lahan persawahan itu oleh warga ditanami tanaman padi dan setiap tahunnya bisa tiga hingga empat kali panen.

Baca juga: Sekda DIY Harap Pembayaran Ganti Rugi Tol Yogya-Solo Berjalan Lancar

Tetapi, setelah dipakai untuk proyek pembangunan jalan tol lahan persawahan tersebut tidak bisa lagi ditanami padi.

"Sehingga dari ganti untung ini betul-betul bisa dibelanjakan sesuai kebutuhan, mungkin juga bisa dibelanjakan untuk tanah, sawah lagi sehingga tentunya para penerima ganti untung ini kemudian hari ekonominya tidak merosot," terang dia.

Sri Mulyani mengatakan fenomena borong mobil seperti di Tuban tidak akan terjadi di Klaten.

Dia menjamin masyarakat Klaten lebih pintar dan cerdas dalam mengelola keuangan pengganti lahan untuk kebutuhan bermanfaat.

"Istilahnya membeli hal-hal yang tidak penting tidak ada. Sampai hari ini dan seterusnya semoga tidak ada yang konsumtif," tutur dia.

Baca juga: Ida Harus Relakan Sawahnya yang Produktif untuk Pembangunan Tol Yogya-Solo

Diketahui, ada 50 desa di 11 kecamatan di Kabupaten Klaten yang terkena dampak pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta.

Adapun 11 kecamatan itu antara lain, Jogonalan, Delanggu, Ceper, Polanharjo, Prambanan, Manisrenggo, Kebonarum, Klaten Utara, Ngawen, Karangnongko, dan Karanganom.

Camat Polanharjo Joko Handoyo mengatakan, ada tujuh desa di Kecamatan Polanharjo yang terkena dampak pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta.

Dari tujuh desa itu yang sudah menerima uang pengganti lahan baru empat desa, yakni Sidoharjo, Polanharjo, Kauman, dan Keapungan.

Baca juga: Polda DIY Tak Masalah Jika Harus Tergusur Pembangunan Tol Yogya-Solo

Sedangkan tiga desa lainnya adalah Kranggan, Keprabon, dan Glagah Wangi.

"Di tujuh desa ini ada 700an bidang tanah yang kena dampak pembangunan jalan tol," kata dia.

Joko Handoyo mengatakan luas tanah warga yang kena dampak jalan tol bervariasi. Ada yang 2.000 meter persegi, 1.000 meter persegi dan lainnya. Sebagian besar adalah lahan persawahan.

"Harga per meternya bervariasi. Mulai dari Rp 350.000, Rp 400.000 dan paling tinggi ada yang Rp 1 juta per meternya," kata dia.

Baca juga: Diresmikan Presiden Jokowi, Proyek Tol Padang-Pekanbaru Berhenti Sementara, Ketua DPRD: Ini Masalah Serius

Lebih jauh, Joko mengimbau warga yang sudah menerima uang pengganti lahan bisa dikelola dengan baik.

"Bisa digunakan sebaik-baiknya. Bisa dibelikan tanah lagi. Dikelola yang baik. Jangan konsumtif untuk beli sepeda, beli mobil," tutur Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com