Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta merupakan salah satu pihak yang kehilangan atas meninggalnya Artidjo.
Rektor UII Fathul Wahid menyebut Artidjo masih menyempatkan diri mengajar di UII meski sibuk beraktivitas di Jakarta.
"Beliau kalau mengajar luar biasa dedikasinya, luar biasa. Semua yang pernah diajar nampaknya berpendapat sama lah," ucap Fathul saat dihubungi.
Kepada muridnya, Artidjo tidak pernah lupa mengingatkan untuk menjaga integritas.
"Salah satu yang selalu beliau bawa di banyak pertemuan adalah soal menjaga integritas, Beliau sering kali menggunakan bahasa sukma. Akal sehat itu harus dijaga jangan sampai hilang, itu kaitanya banyak dengan kejujuran, keadilan, dan lain-lain," ungkapnya.
Fathul mengungkapkan, sulit mencari pengganti orang dengan sikap seperti Artidjo.
"Pak Artidjo Alkostar terlalu kecil jika hanya dibingkai dengan UII. Pak Artidjo Alkostar sudah menjadi milik bangsa ini, dan rekam jejak beliau sampai akhir hayat teguh menjaga integritas dan itu nampaknya sulit mencari penggantinya," ucap Fathul.
Baca juga: Dua Hari Sebelum Meninggal, Artidjo Masih Berkantor di Gedung KPK
Dia bahkan tak segan-segan menambahi masa hukuman koruptor yang mencoba mendapatkan keringanan di tingkat kasasi.
Menko Polhukam Machfud MD pun menyebut Artidjo sebagai algojo para koruptor.
"(Sehingga) Artidjo Alkostar adalah hakim agung yang dijuluki algojo oleh para koruptor," sebut Mahfud MD dalam unggahan di akun Twitter pribadinya, Minggu (28/2/2021).
Artidjo Alkostar meninggal dunia karena penyakit jantung dan paru-paru pada Minggu (28/2/2021).
"Kita ditinggalkan lagi oleh seorang tokoh penegak hukum yg penuh integritras. Mantan hakim agung Artidjo Alkostar yg kini menjabat sbg salah seorang anggota Dewan Pengawas KPK telah wafat siang ini (Minggu, 28/2/2021). Inna lillah wainna ilaihi raji’un. Allahumma ighfir lahu" sebut Mahfud MD dalam unggahannya.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor : David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.